Dosen UGM Tuntut Penyebar Postingannya soal Ade Armando
Dosen FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM), Karna Wijaya, berniat mempolisikan sejumlah pihak yang dinilainya "menggoreng" tulisannya di Facebook terkait Ade Armando hingga menimbulkan kegaduhan dan pencemaran nama baik.
Karna berencana melaporkan para pihak yang tanpa seizinnya menyebarkan tulisannya terkait insiden penganiayaan Ade Armando di media sosial. Salah satunya adalah JS, yang kata dia, teridentifikasi sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN).
"Benar (berencana lapor), tidak hanya JS. Tapi semua yang teridentifikasi di media sosial itu yang akunnya jelas. Kita masih belum bisa menyebutkan karena masih dalam pengumpulan bukti untuk menuntut mereka," kata Karna saat dihubungi, Senin (18/4).
Menurut Karna, setidaknya ada sekitar 5 akun yang bakal ia laporkan ke Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) nantinya. Dosen Kimia itu pasalnya mengaku dirugikan dengan ulah JS dan akun-akun lainnya.
JS sendiri, lanjut Karna, membagikan unggahannya terkait Ade Armando ke grup Facebook Kagama. Padahal, Karna menuturkan ia tak tergabung dalam grup tersebut.
Karena ulah JS itu, lanjut Karna, timbul bola panas yang akhirnya berujung gaduh dan mencemarkan nama baik dirinya.
"Jadi dia (diduga) me-repost atau nge-share tanpa seizin saya dengan maksud menimbulkan kebencian kolektif terhadap saya. Karena saya tidak pernah memposting ke mana-mana, nggak tahu apa maksud sebetulnya tapi saya berpikir seperti itu," imbuhnya.
Karnamengklaim beberapa akun lain bahkan sampai mengedit unggahan aslinya hingga menimbulkan perasaan kebencian terhadap dirinya di media sosial.
"Itu juga akan kita tuntut kalau terindentifikasi dengan jelas ya oknumnya. Biasa, mereka ada yang menggunakan akun bodong, akun kloning, kita harus cek dulu, ini kemudian siber tim kami sedang mengumpulkan itu satu per satu," imbuhnya.
Karna mengaku telah membentuk tim kuasa hukum. Dia belum bisa memastikan kapan pelaporan ke Polda DIY akan direspons.
"Apakah nanti ditindaklanjuti atau nggak kita nggak tahu, yang penting kita sudah membuat laporan dan ada semacam shock terapi kepada mereka karena semau-maunya, setidaknya kalau mereka tidak senang bisa baik-baik ya," pungkasnya.
Sebelumnya, Karna Wijaya mengaku hanya sebatas bercanda dalam mengomentari insiden pengeroyokan Pegiat Media Sosial (Medsos) sekaligus Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando di depan Gedung MPR/DPR, Senin (11/4) kemarin.
Dia berdalih sebatas guyon dalam membuat konten yang diunggahnya ke media sosial tersebut.
"Saya memposting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan (bercanda), jadi kan sangat biasa sekali. Bahkan statement-statement yang dikeluarkan Ade Armando dan lain sebagainya itu lebih sakit," kata Karna usai dimintai keterangan oleh rektor dan Dekan FMIPA di Balairung UGM, Sleman, Senin (18/4).
Namun, unggahan Karna tersebut malah berujung kegaduhan. Buntutnya, Karna pun dipanggil dan diperiksa oleh rektorat di Balairung UGM pagi ini. Kepada rektor, wakil rektor bidang Sumber Daya Manusia (SDM), dan, dekan FMIPA, ia mengaku salah karena telah membuat gaduh lewat postingannya.