Warga mulai menyerbu Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk berburu baju jelang hari raya lebaran, Sabtu (23/4). Ribuan warga terlihat luber hampir di setiap blok pasar grosir terbesar di Asia Tenggara ini.
Kehadiran para pengunjung ini bahkan membuat area di sekitar Pasar Tanah Abang macet. Pengendara motor maupun mobil tampak harus melaju perlahan dan mengalah dengan pejalan kaki pengunjung Pasar Tanah Abang yang hendak menyeberang.
Sejumlah titik parkir liar di sekitar Pasar Tanah Abang juga dipadati kendaraan para pengunjung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengunjung datang dari beragam wilayah baik dari Jakarta, maupun daerah penyangga dengan mengajak sejumlah keluarga terdekat.
Misalnya Linda, yang datang untuk berbelanja dari rumahnya di Bogor, Jawa Barat. Linda tidak sendiri, melainkan mengajak dua kakak dan seorang sepupunya.
"Sengaja memang kami ini dari pagi mau naik kereta dari Bogor. Ya kalau cocok beli," kata Linda kepada CNNIndonesia.com.
Tradisi baju baru memang identik dengan hari raya Idul Fitri di Indonesia. Hampir setiap muslim yang berhari raya akan menyisihkan uang untuk dijadikan bekal belanja baju baru.
![]() |
Pantauan CNNIndonesia.com, sejumlah busana muslim seperti gamis, mukena, baju koko, dan pakaian formil lain menjadi incaran pengunjung.
Menurut Linda dirinya tertarik ke Pasar Tanah Abang sebab tempat ini punya beragam pilihan busana ketimbang pusat perbelanjaan lain di dekat tempat tinggalnya.
"Pilihannya banyak. Kalau harga sih memang lebih murah, tapi tidak beda jauh juga kalau kita beli satuan ya. Mungkin yang murah kalau beli sekali banyak kali ya," katanya.
Salah satu pedagang yang membuka kios gamis, Ratih namun berpendapat pembeli jelang Lebaran di Pasar Tanah Abang belum kembali normal.
Pengunjung belum seramai pada masa Lebaran sebelum pandemi Covid-19, yaitu 2019 ke bawah.
Ratih bercerita sebelum pandemi Pasar Tanah Abang jauh lebih padat dari saat ini. Semua lantai dan lorong Pasar Tanah Abang yang menjual busana muslim serta anak-anak pasti tak pernah lengang.
"Bahkan untuk lewat saja kita males, karena jalan saja susah," kata Ratih.
Ratih pun mengatakan omzet saat ini juga belum menyamai pendapatan pada masa sebelum pandemi meski telah terlihat peningkatan.
"Omzet naik sih iya, tapi belum sama seperti tahun-tahun lalu," ucap Ratih.
Kendati begitu, Ratih tetap bersyukur sebab ia menilai bisnis pakaian jelang lebaran kembali menggeliat usai dilonggarkannya aktivitas masyarakat oleh pemerintah.
"Yah tapi Allhamdulillah. Sudah banyak juga pelanggan saya yang balik buat beli untuk dijual lagi," kata Ratih.
(ryh/sur)