Pihak dokter Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan, masih menginvestigasi pasien anak usia 9 tahun asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Ia diduga mengalami gejala yang sama dengan hepatitis akut misterius.
"Sementara ini kita masih investigasi dulu," kata Gastroentero Hepatologi Anak RS Wahidin Sudirohusodo, Setia Budi Salekede, Kamis (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengatakan saat ini pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab pasien asal Sulbar itu mengalami gejala yang sama dengan hepatitis akut yang telah menyebabkan 7 anak di Indonesia meninggal dunia.
"Belum diketahui penyebab hepatitis akut ini, tapi kita beranjak dari sindrom kuning, kalau ada sindrom kuning, maka kita akan tangani sesuai penyebabnya," jelasnya.
Hingga saat ini, kata Budi, untuk kasus hepatitis akut belum ditemukan di wilayah Sulsel. Namun, anak yang menjalani perawatan ini mengalami gejala demam tinggi, kuning di tubuhnya dan muntah. Anak tersebut masih diperiksa secara intensif.
"Sampai saat ini belum kita tangani kasus itu. Ada kemarin satu kasus yang gejalanya sama, maka kita lacak. Itu pun belum diketahui penyebabnya masih kita lacak, ciri-cirinya ada kuning demam dan muntah tapi kita lacak dan kita usahakan identifikasi," ungkapnya.
Budi mengatakan pihak dokter saat ini masih berusaha mencari penyebab pasti pasien anak berusia 9 tahun tersebut yang mengalami gejala yang sama dengan hepatitis akut. Namun, diduga pasien ini mengalami gejala penyakit rubella.
"Sementara ini, kita masih koordinasi namun diduga rubella kita masih lacak," katanya.
Kementerian Kesehatan melaporkan tujuh anak di Indonesia meninggal dunia diduga akibat terpapar hepatitis akut misterius.
Rinciannya, empat kasus kematian anak berada di Jakarta, satu kasus kematian dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Kemudian satu kasus kematian di Solok, Sumatera Barat, dan satu kasus kematian anak di Kalimantan Timur.
"Kalau kematian yang dilaporkan resmi secara nasional ada tujuhkasus. Sementara kasus yang di Medan Sumatera Utara masih diverifikasi oleh teman-teman," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (12/5).
(mir/pmg)