Banjir Rob Tanjung Emas Capai 2 Meter, Pekerja Panik Selamatkan Diri
Peristiwa banjir rob atau air pasang yang melimpas ke daratan dengan ketinggian dua meter lebih melanda kawasan pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, khususnya daerah di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas.
"Ketinggian banjir rob yang bersamaan dengan gelombang tinggi hari ini tercatat 210 centimeter," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Retno Widyaningsih di Semarang, Senin (23/5).
Ia menyebut banjir rob dan gelombang tinggi yang terjadi akibat siklus akhir bulan setelah purnama dan bumi dengan bulan dalam posisi terdekat ini juga melanda kawasan pesisir di Kabupaten Rembang, Pati, Demak, Pekalongan hingga Tegal.
"Adanya banjir rob dan gelombang tinggi yang mulai sekitar pukul 13.00 WIB ini menyebabkan limpasannya ke daratan terasa cukup deras," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sekitar lokasi kejadian, banjir rob di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas ini diperparah oleh tanggul yang jebol sehingga area terdampak cukup luas.
Sebelumnya, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas telah mengeluarkan peringatan dini terkait dengan banjir rob dan gelombang tinggi kepada masyarakat.
"Peringatan banjir rob dan gelombang tinggi kami keluarkan untuk tanggal 23-24 Mei 2022," kata Retno.
Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Ganis Erutjahjo menambahkan tinggi gelombang di wilayah Pantura Jateng sampai Laut Utara Jateng pada tiga hari ke depan berkisar 125-200 cm.
"Gelombang tinggi tersebut mendorong air laut melimpas ke daratan sehingga pada saat titik puncak pasang yang ditambah dorongan air laut otomatis menambah ketinggian dari air pasang yang berimbas pada luasnya area terdampak saat ini," ujarnya.
Akibat banjir tersebut, ribuan pekerja dari sejumlah pabrik yang berada di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, panik menyelamatkan diri.
Salah seorang pekerja pabrik garmen PT Korina di Semarang, Nela Aji, mengaku langsung berlari menyelamatkan diri setelah mendengar suara sirine pabrik berbunyi.
"Awalnya sirine berbunyi sekitar pukul 13.45 WIB, lalu saya melihat orang-orang berlarian sambil berteriak 'banjir rob, banjir rob', tanpa pikir panjang saya langsung mematikan mesin lalu ikut menyelamatkan diri," kata perempuan warga Kebonharjo itu.
Ia menyebut banyak sepeda motor milik rekan-rekan kerjanya yang terpaksa ditinggalkan di areal parkir pabrik karena pemiliknya menyelamatkan diri.
"Banyak motor yang terendam karena banjir rob yang terjadinya cukup cepat, tidak mikir barang-barang sama sekali, yang penting selamat," kata Nela Aji.
Rekannya yang bernama Diah menambahkan, baru kali ini mengalami banjir rob setinggi dada orang dewasa.
"Seumur-umur baru kali banjir se-dada," katanya.
Selain sepeda motor dan mobil, ribuan unit mesin jahit serta mesin produksi pada sejumlah pabrik juga terendam banjir rob.
Puluhan kontainer atau peti kemas yang berada di Pelabuhan Tanjung Emas juga tampak terendam banjir rob.
Belum diketahui pasti jumlah kerugian dari berbagai pihak akibat peristiwa banjir rob yang terjadi bersamaan dengan gelombang tinggi, serta diperparah dengan jebolnya tanggul laut.
(isn/antara/isn)