Kalah di 2014 & 2019, Pengamat Yakin PAN Ogah Usung Prabowo Lagi

CNN Indonesia
Rabu, 25 Mei 2022 19:32 WIB
Pengamat politik menduga PAN ingin mengusung capres lain dengan berkoalisi bersama Golkar dan PPP ketimbang Gerindra.
Pengamat menilai Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) enggan mengusung Prabowo Subianto lagi di Pilpres 2024 karena ada pengalaman kalah di 2014 dan 2019 (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerhati politik dari Universitas Padjajaran Bandung, Kunto Adi meyakini PAN tak akan kembali mengusung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 seperti pada 2019 lalu.

Dia berpendapat demikian lantaran PAN kini bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu bersama Golkar dan PPP.

"Jadi ya kalau saya sih kemungkinannya kecil untuk PAN mendukung Prabowo kembali walaupun tetap aja kemungkinan," kata Adi, Rabu (25/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat koalisi itu, kata Adi, PAN ingin Pilpres terdiri dari tiga pasangan calon. Namun, jika KIB menampung Gerindra dan mengusung Prabowo dalam Pilpres, maka kemungkinan besar hanya akan ada dua paslon yang berkontestasi.

Menurut Adi, hal itu kecil kemungkinan bisa terjadi. Dia yakin Golkar, PPP dan PAN membentuk koalisi dengan tujuan ada tiga paslon capres-cawapres.

"Kalau KIB menampung Gerindra maka sangat mungkin hanya dua koalisi walaupun itu bisa tiga capres kalau PDIP maju sendirian," ucap Adi.

Adi juga menganggap Prabowo lebih dekat dengan PDIP. Sinyalnya kuat lantaran Prabowo berkali-kali bertemu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani dalam beberapa kali kesempatan.

Diketahui, pada Pilpres 2019 lalu, PAN berada dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersama Gerindra dan PKS.

Usai pilpres, mereka berpisah jalan. Gerindra masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf, sementara PAN dan PKS berada di luar. Seiring berjalannya waktu, PAN juga turut bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah.

Pada 2014, PAN juga mengusung Prabowo sebagai capres. Kala itu, kader PAN Hatta Radjasa yang menjadi cawapres. Namun, mereka kalah dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

PAN Tak Tutup Kans Usung Prabowo

Ketua DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay mengatakan keputusan partainya untuk mengusung capres dan cawapres akan didiskusikan di internal koalisi.

Menurut dia, banyak aspek yang harus dipertimbangkan untuk mengusung capres-cawapres. Saleh tak menampik Prabowo di beberapa kali survei punya elektabilitas tinggi. Namun, katanya, ada banyak faktor lain yang juga dipertimbangkan.

"Pak Prabowo elektabilitasnya bagus juga, tapi tentu bukan kita yang mutusin sendiri, akan diputuskan bersama di koalisi ini dan ada banyak faktor lain yang dipertimbangkan," kata dia kepada wartawan di kompleks parlemen, Selasa (24/5).

Sebelum itu, Ketua DPP PAN Bima Arya sudah blak-blakan soal tokoh yang menjadi kandidat capres dari PAN. Tokoh yang dimaksud adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Bima menjelaskan bahwa partainya yakni PAN memiliki hubungan dekat dengan Ridwan Kamil

Dia mengatakan Gubernur Jawa Barat itu pun memiliki elektabilitas yang tergolong tinggi sebagai kandidat capres. Pengalamannya di pemerintahan pun terbilang mumpuni.

"Koalisi bertiga iya. Ya koalisi bertiga itu Kang Emil masuk bursa," kata Bima mengutip Antara, Kamis (19/5).

(thr/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER