Politikus Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan bahwa elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga sudah maksimal dan tidak akan naik.
Bahkan, menurutnya, tren elektabilitas Prabowo sebagai tokoh yang digadang bakal maju calon presiden (capres) di Pilpres 2024 akan terus menurun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat bahwa katakanlah capres yang memiliki survei tinggi sampai sekarang, katakanlah Prabowo, saya melihat Prabowo ini sudah maksimum, tidak akan naik. Bahkan trennya akan menurun dari hari ke hari, karena kita kan masih ada dua tahun kurang sedikit," kata Syarief dalam sebuah diskusi yang disiarkan secara virtual pada Sabtu (4/6).
Syarief memandang, masyarakat lebih menginginkan calon presiden baru yang belum pernah mengikuti kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden.
"Jadi saya lihat tren untuk Prabowo akan semakin menurun dan saya yakin rakyat menginginkan perubahan dan perbaikan bangsa, rakyat menunggu siapa capres yang komit terhadap perubahan," ucapnya.
Lihat Juga : |
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengungkapkan hasil survei pihaknya menunjukkan Prabowo menjadi tokoh dengan tingkat popularitas tertinggi yaitu 96,2 persen. Survei itu dilakukan pada periode 23-28 Mei 2022.
"Disusul Anies Baswedan 88,1 persen, Sandiaga S Uno 84,0 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono 71,3 persen," kata Dedi.
Dia mengatakan, hasil survei juga menunjukkan bahwa popularitas Ketua DPR RI, Puan Maharani, menggungguli kader PDIP Ganjar Pranowo yang berada di peringkat enam yaitu 61,4 persen.
Sementara dari aspek kesukaan, lanjutnya, tercatat 98,3 persen responden menyukai pengusaha Yusuf Hamka dan 97,3 persen responden menyukai sosok Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.
"Hary Tanoe Soedibjo 95,1 persen dan Dedi Mulyadi 94,0 persen, tetapi mereka ini popularitasnya kecil sekali," ucapnya.
Adapun wawancara penelitian ini dilakukan hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden, dan sambungan telepon.
Data telepon merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019-2021. Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 720 responden. Dengan demikian total keseluruhan sebanyak 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini berhasil mengambil representasi sampel yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
Dengan teknik ini setiap anggota populasi (responden) miliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sample dan pengujian metode pra-research.