Kompas: Pemilih Jokowi Yakin Polarisasi 2024 Reda, Kubu Prabowo Tidak

CNN Indonesia
Selasa, 07 Jun 2022 03:35 WIB
Survei mengungkapkan polarisasi yang terjadi di masyarakat usai Pilpres 2019 masih belum membaik dan dikhawatirkan berlanjut pada Pilpres 2024.
Prabowo dan Jokowi. (ANTARA FOTO/Lukas)
Jakarta, CNN Indonesia --

Survei Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas mencatat polarisasi yang terjadi di masyarakat pasca Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 masih belum membaik dan dikhawatirkan berlanjut pada Pilpres 2024 mendatang.

Litbang Kompas mencatat sebanyak 40,3 persen responden menyebut hubungan antara kedua kubu yang dulu berseberangan dalam Pilpres semakin buruk. Meskipun di sisi lain, Kompas menemukan 45 persen responden menilai hubungan antara kedua kubu sudah lebih membaik.

"Secara umum, publik menilai saat ini hubungan antara dua kubu yang berseberangan politik sejak Pilpres 2019 belum membaik," ujar peneliti Litbang Kompas Gianie, dikutip dari Kompas, Senin (6/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu apabila dirinci sesuai pilihan pada Pilpres kemarin, Litbang Kompas menemukan kelompok pendukung Jokowi-Ma'ruf lebih optimistis terhadap perbaikan yang terjadi antar dua kubu.

Sebanyak 47,9 persen responden dari kelompok tersebut menyatakan saat ini polarisasi sudah mulai mereda. Sementara 38,5 persen responden lainnya menilai hubungan antar dua kubu yang berseberangan politik ini justru semakin memburuk.

Kondisi sebaliknya justru ditemukan pada kelompok responden pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Litbang Kompas mencatat sebanyak 56,6 responden menilai hubungan kedua kubu semakin buruk. Sedangkan bagi kelompok yang menilai sudah ada perbaikan hanya sebanyak 31,4 persen.

"Adapun di kelompok responden yang tidak memilih salah satu pasangan atau merahasiakannya lebih banyak yang menyuarakan optimisme. Sebanyak 45,2 persen menyebut hubungan kedua kubu sudah semakin baik," ujarnya.

Lebih lanjut, Litbang Kompas mencatat mayoritas responden sepakat apabila polarisasi yang masih terus terjadi sampai saat ini dirasa sangat mengkhawatirkan. Terlebih jika polarisasi ini masih sampai berlanjut pada kontestasi pemilu 2024 mendatang.

Berdasarkan masing-masing pilihannya, kelompok responden pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memiliki kekhawatiran lebih tinggi, yakni sebanyak 76,9 persen.

Tidak jauh berbeda, sebanyak 71,9 responden dari kelompok pendukung Jokowi-Ma'ruf juga menyatakan kekhawatirannya hal yang serupa.

Sementara mereka-mereka yang tidak khawatir dari kelompok Jokowi dan Prabowo masing-masing sebanyak 24,4 persen dan 20,7 persen.

Di sisi lain, bagi kelompok yang tidak memilih salah satu pasangan atau merahasiakannya 65,8 persen responden turut mengaku khawatir akan potensi polarisasi. Meski begitu, jumlah responden yang tidak khawatir justru lebih tinggi dibandingkan dua kubu lainnya, yakni sebesar 31,1 persen.

"Untuk mencegah perpecahan terus berlanjut sekaligus agar keterbelahan dapat dikurangi, harus dilakukan langkah-langkah tegas dan nyata serta secara bersama-sama," tuturnya.

Untuk diketahui, survei dilakukan terhadap 1.004 orang responden berusia di atas 17 tahun yang berada dari 34 provinsi. Survei dilaksanakan sepanjang 24-29 Mei 2022.

Survei Litbang Kompas kali ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen. Nirpencuplikan penelitian ± 3,09 persen pada kondisi penarikan sampel acak sederhana.

(tfq/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER