Mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama membeberkan lima alasan status pandemi global belum kunjung dicabut oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) kendati mayoritas negara menunjukkan tren penurunan kasus covid-19.
"Lima hal tentang kenapa pandemi belum juga berakhir. Pertama, sampai akhir Mei 2022 masih ada hampir dari 70 negara di dunia yang kasusnya masih meningkat. Padahal kita tahu prinsip dasarnya, 'no one is safe until everyone is safe', dan 70 adalah sekitar sepertiga dari jumlah negara di dunia," kata Tjandra kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/6).
Kedua, jumlah pemeriksaan covid-19 di Indonesia maupun global mengalami tren penurunan. Kondisi itu menurutnya membuat kajian epidemiolog menjadi sulit lantaran tidak bisa melihat kondisi riil di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini juga perlu menjadi perhatian kita di Indonesia bahwa jumlah tes tetap harus terjaga," imbuhnya.
Ketiga, Tjandra mengingatkan bahwa kondisi lonjakan kasus Covid-19 dapat terjadi kapan saja karena pengaruh mutasi atau varian dan lainnya. Keempat, hingga Mei 2022 tercatat baru 57 negara yang sudah melakukan vaksinasi lebih dari 70 persen penduduk.
"Penjelasan kelima tentang pandemi masih ada adalah karena kalau transmisi masih meningkat maka artinya jumlah kematian masih akan juga ada dan tetap ada potensi varian baru dapat saja terbentuk," jelas Tjandra.
Tjandra kemudian mewanti-wanti masyarakat agar mampu beradaptasi dengan kehidupan new normal dengan tetap disiplin protokol kesehatan. Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan 5M, di antaranya yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Selain itu, warga yang belum sama sekali menerima vaksin covid-19 diminta untuk segera mengakses layanan vaksinasi di fasilitas kesehatan.
"Belum dapat kita abai saja sekarang ini, walaupun memang situasi sudah jauh lebih baik," pungkas Tjandra.
(khr/agt)