Penggali kubur jenazah Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril mengaku rela membantu menyiapkan tempat peristirahatan terakhir putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu.
Ada tujuh orang yang ikut menggali kubur Eril. Kurnia Muslim, salah satu penggali kubur mengatakan sebagai salah satu warga Ridwan di Jabar, dirinya tergerak untuk membantu.
"Karena ini anaknya Umara, pemimpin Jawa Barat, kita sebagai warga harus ikut kontribusi pemakaman, istilahnya jadi berkah saja," kata Kurnia saat ditemui di lokasi pemakaman Eril, Senin (13/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pimpinan kita anaknya meninggal kena musibah, kita ikut belasungkawa dengan cara ikut menyumbangkan tenaga saja dengan membuat galian kubur," ujarnya.
Eril dimakamkan di Islamic Center Baitul Ridwan, Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Menurut Kurnia, liang lahat almarhum Eril digali dengan kedalaman kurang lebih 1,7 meter, lebar satu meter, dan panjang dua meter.
Menurutnya, liang lahat Eril sengaja dibuat lebih besar karena jenazah dimakamkan bersama peti.
Kurnia mengaku mereka sudah bekerja sejak Senin dini hari (13/6) menyiapkan kuburan untuk mendiang Eril. Mereka sempat menunggu pemadatan tanah sebelum akhirnya mulai menggali.
"Kami persiapan dari jam 1 malam menunggu pemadatan tanah dulu, baru tadi subuh kita sudah mulai gali, selesai barusan jam 9," tuturnya.
Menurut Kurnia, mulanya dia dan keenam kawannya diminta langsung oleh Haji Doni, paman dari istri Ridwan, Atalia Praratya untuk menggali kubur Eril.
"Kita awalnya diminta oleh pamannya Ibu Atalia, Pak Haji Doni, ini kan kampungnya Bu Atalia, di sini ada pamannya Pak Haji Doni, kita dekat dengan Pak Haji Doni," papar Kurnia.
Dalam kesempatan itu, Kurnia juga ikut merasakan terharu dengan apa yang dialami Eril. Sebab, kejadian tenggelamnya Eril membuka memori lama bahwa adiknya juga tewas karena tenggelam.
Diketahui, Eril dinyatakan wafat setelah sebelumnya dinyatakan hilang tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swis.
"Kalau saya pribadi kebetulan 2016 juga kejadian sama adik saya di Gunung Puntang sini meninggalnya hanyut di sungai, jadi saya pribadi agak terasa keulang memorinya," ungkap dia.
(dmi/isn)