Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas pemberitaan media arus utama (mainstream) tentang seputar wafatnya sang putra sulung, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril. Menurutnya, media memberitakan wafatnya Eril dengan adil.
"Media mainstream telah adil memberitakan Eril. Saya sangat berterima kasih," ujar Ridwan Kamil saat menerima kunjungan pengurus Forum Pemimpin Redaksi Indonesia (Forum Pemred), di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu (15/6).
Eril hanyut dan tenggelam Sungai Aare, Bern, Swiss pada 26 Mei 2022. Setelah pencarian selama hampir dua pekan, jasad Eril ditemukan pada 8 Juni 2022 di area pintu air Engehalde.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eril dimakamkan pada Senin (13/6) di kampung halaman ibundanya, Atalia Praratya, tepatnya di lokasi pembangunan Islamic Center, Cimaung, Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ridwan Kamil berpendapat, berpulangnya Eril menjadi momen bagi media mainstream menunjukkan jati diri sebagai referensi bagi masyarakat.
Dalam pertemuan dengan Forum Pemred, pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga bercerita mengenai proses evakuasi jasad putra sulungnya.
Menurut dia, ada skenario indah yang disiapkan Tuhan dengan memberikan selama jeda 14 hari, dari mulai Eril hilang hingga jasadnya ditemukan.
Ridwan Kamil menceritakan banyak hal baik yang dilakukan Eril secara 'sunyi' di masa hidupnya. Ia mengatakan banyak orang yang menceritakan kebaikan Eril.
Bahkan Ridwan Kamil mengaku kaget setelah banyak orang yang menceritakan perilaku baik Eril. Salah satunya, ada sopir taksi yang mengaku pernah dibela Eril saat hendak dikeroyok.
Lihat Juga : |
Dia menambahkan bahwa ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Eril.
"Eril sudah menjadi milik publik. Kami hanya memiliki sebagiannya saja," katanya.
Dalam pertemuan itu, Pengurus Forum Pemred diwakili oleh Ketua Forum Pemred Arifin Asydhad (Pemred Kumparan), Sekjen Forum Pemred Titin Rosmasari (Pemred CNN), Irfan Junaidi (Pemred Republika), dan Hery Trianto (Direktur Bisnis Indonesia. Pertemuan berlangsung sekitar satu jam.
Arifin mengungkapkan pemberitaan mayoritas media mainstream terkait Eril masih baik serta memperhatikan prinsip dan kode etik jurnalistik. Hanya sebagian kecil media mainstream yang mengembangkan pemberitaannya dengan cara-cara kurang tepat.
"Adanya pemberitaan sebagian kecil media yang tidak mengindahkan kode etik ini salah satunya disebabkan karena ekosistem media saat ini yang mementingkan klik dan views. Ini menjadi tantangan dan introspeksi untuk terus dibenahi," kata Arifin.
Arifin menuturkan, media mainstream seharusnya memang tidak semata-mata mengejar trafik. Karena itu, kata Arifin, Forum Pemred berkomitmen penuh untuk membangun ekosistem media yang lebih sehat untuk mendukung jurnalisme yang lebih baik.
(tim/tsa)