Nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjadi salah satu rekomendasi calon presiden (capres) usulan Partai NasDem kepada Ketua Umum Surya Paloh. Lewat rapat kerja nasional (Rakernas), sebanyak 13 dewan pimpinan wilayah (DPW) NasDem mengusulkan nama Andika.
Padahal, jika merujuk Hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) Litbang Kompas yang dilakukan Januari terhadap 1.200 responden di 34 provinsi pada 17-30 Januari, elektabilitas Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon presiden (capres) 2024 hanya sebesar 2 persen.
Nama Andika bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan , dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo resmi menjadi bakal calon presiden (capres) rekomendasi hasil rapat kerja nasional (Rakernas) Partai NasDem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekomendasi hasil Rakernas itu diumumkan langsung oleh Ketua Umum Surya Paloh, Jumat (17/6).
"Pertama, Anies Rasyid Baswedan. Kedua, Muhammad Andika Perkasa. Ketiga, Ganjar Pranowo," Ucap Surya Paloh.
Ia mengatakan nama-nama itu dipilih dari usulan para kader NasDem yang hadir di Rakernas selama tiga hari yakni 15, 16, 17 Juni. Pimpinan partai lalu membicarakannya hingga mengerucut kepada tiga nama.
Secara survei, nama Andika memang muncul di simulasi Pilpres 2024 yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indo Riset pertengahan Mei 2022 kemarin. Ia dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dari hasil simulasi, pasangan Anies Baswedan-Andika Perkasa menang jika berkompetisi dengan Ganjar Pranowo-Puan Maharani.
Sementara itu, berdasar hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO), Andika menyabet tingkat popularitas sebesar 29,4 persen. Sementara iutu untuk tingkat popularitas, ia menjadi salah satu yang tertinggi yaitu 97,3 persen.
Jika dibandingkan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, survei itu mencatat popularitasnya sebesar 96,2 persen namun tingkat kesukaan hanya 53,1 persen.
Andika berhasil mengungguli nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang mendapat popularitas sebesar 25,9 persen dan tingkat kesukaan hanya 73,1 persen.
Survei ini dilakukan 23-28 Mei 2022 dengan teknik hybrid atau campuran antara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon sebanyak 720 responden, sehingga total ada 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat.
Sebagai informasi, popularitas dan elektabilitas adalah dua hal yang berbeda. Popularitas lebih banyak berhubungan dengan dikenalnya seseorang, baik dalam arti positif, ataupun negatif. Sementara elektabilitas berarti kesediaan orang memilihnya untuk jabatan tertentu.
(cyn/agt)