Kafe dan klub Holywings di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk sementara waktu tidak beroperasi imbas promosi alkohol gratis dengan menggunakan Muhammad dan Maria.
Sejak promosi alkohol gratis bagi bernama Muhammad dan Maria menjadi perhatian publik berbagai organisasi kemahasiswaan dan keagamaan secara bergantian melakukan aksi unjuk rasa di Holywings Makassar.
"Iya untuk sementara Holywings Makassar tidak beroperasi dulu," kata Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando KS kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lando menerangkan penutupan tersebut dilakukan pihak Holywings untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak inginkan imbas dari promosi alkohol yang dianggap telah melakukan penistaan agama.
"Saya enggak tahu sampai kapan tutup, waktu malam Minggu mereka tutup dengan sukarela menghindari terjadinya hal hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.
Sementara itu, manajer operasional Holywings Makassar, Suherman, saat dikonfirmasi soal tidak beroperasinya Holywings Makassar hingga berita ini ditulis belum memberikan jawaban.
Sebelumnya, Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) untuk meminta pertanggungjawaban atas dugaan tindak pidana penistaan agama.
Sapma PP Makassar mengecam atas promosi yang dilakukan pihak Holywings Indonesia dengan menggunakan nama Muhammad dan Maria.
Ketua Sapma PP Makassar, Husnul Mubarak menegaskan tindakan yang dilakukan pihak Holywings dalam promosinya telah melukai ummat beragama di Indonesia, termasuk di Makassar.
"Maka itu kami merespon hal itu dengan meminta pihak Holywings untuk bertanggungjawab dan meminta maaf kepada masyarakat," kata Husnul Mubarak di lokasi, Sabtu (25/6).
Meski Holywings Makassar tidak terlibat dalam promosi minuman gratis itu, kata Husnul, tetapi sebagai bagian dari grup pihaknya tetap menuntut pertanggungjawaban dengan meminta maaf di hadapan publik.
"Kami menuntut pihak Holywings membersihkan masjid dan gereja di Makassar sebagai bentuk permintaan maafnya dan memecat oknum yang membuat kegaduhan tersebut," tegasnya.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, pihak manajemen Holywings menemui para pengunjuk rasa dengan bersedia melaksanakan segala tuntutan dari Sapma PP Makassar.
"Saya minta maaf atas kejadian ini. Kami bersedia melaksanakan tuntutan dari Sapma PP Makassar," kata Manajer Operasional Holywings Makassar, Suherman kala itu.
Selain itu, permintaan maaf juga telah dilayangkan manajemen Holywings via media sosialnya. Manajemen Holywings lantas meminta doa masyarakat agar permasalahan tersebut cepat selesai. Mereka beralasan hal itu akan membantu 3.000 karyawan dalam mencari nafkah.
"Holywings meminta maaf. Kami memohon doa serta dukungan dari masyarakat Indonesia agar masalah yang terjadi bisa segera diselesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku," kata manajemen Holywings Indonesia yang dikutip dari akun Instagram resminya, Minggu (27/6).
Selain itu salah satu pemegang saham Holywings, advokat Hotman Paris Hutapea, juga menemui Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis. Dalam pertemuan yang diunggah keakun instagramnya tersebut, Hotman meminta maaf kepada umat Islam. Ia mengatakan persoalan ini nantinya bisa diselesaikan melalui proses hukum yang berlaku.
"Saya atas nama pribadi dan juga atas nama Holywings sebagai institusi memohon maaf kepada Bapak Kiai Cholis Nafis dan juga umat Islam," kata Hotman yang diunggah dalam akun Instagram pribadi Hotman @hotmanparisofficial.
Sebagai informasi, promo yang diunggah Holywings Indonesia di media sosial pun menuai banyak kecaman dari elemen masyarakat di berbagai daerah. Hingga Jumat, enam staf yang terkait promo itu dijadikan tersangka oleh polisi.
Mereka antara lain Creative Director Holywings SDR (27), Head Team Promotion NDP (36), pembuat desain promo DAD (27), admin media sosial EA (22), Social Media Officer AAB (25), serta admin tim promo AAM (25).