Teka-teki nasib Gubernur Anies Baswedan untuk maju diusung sebagai calon presiden (capres) pada pilpres 2024 belum menemukan titik terang. Belakangan justru muncul pesimisme sejumlah kalangan: Anies gagal meraih tiket dari para partai pengusung.
Nama Anies muncul sebagai salah satu dari tiga kandidat bakal capres yang diusung Partai NasDem. Namanya masih sebatas usulan dari para pengurus wilayah NasDem, bukan keputusan akhir yang akan diambil Ketum NasDem Surya Paloh.
Respons pesimistis datang dari pendiri lembaga Survei Cyrus Network, Hasan Nasbi. Dia meyakini Anies gagal mendapatkan tiket untuk maju menjadi Capres. Nasbi berani bertaruh mobil Toyota Alphard jika pernyataannya itu salah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo memiliki hitung-hitungan tersendiri terkait peluang Anies. Dari sisi elektabilitas, Karyono menilai nama Anies masih berada di tiga besar.
Bila elektabilitas terus melonjak, lanjut Karyono, tentu partai politik masih melihat Anies sebagai sosok potensial untuk diusung. Baik sebagai capres atau calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024. Sebaliknya, Anies makin tertutup peluangnya bila elektabilitasnya stagnan.
"Masih tiga orang itu, Prabowo, Ganjar dan Anies," kata Karyono kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/6).
Diketahui, hasil survei lembaga Charta Politika pada akhir Mei 2022 menunjukkan Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi di peringkat pertama dengan 36,5 persen. Diikuti Prabowo dengan 26,7 persen, serta Anies di tempat ketiga dengan 24,9 persen.
Meski demikian, Karyono mengatakan aspek elektabilitas saja tak cukup untuk dilirik sebagai Capres. Anies, kata dia, wajib mendapatkan dukungan dari parpol.
Dari sisi dukungan Parpol, Karyono menilai tidak mudah bagi para petinggi parpol memberikan karpet merah bagi Anies untuk maju Capres. Terlebih, Anies sampai saat ini bukan merupakan kader partai politik.
"Kelemahan Anies adalah dia bukan kader partai sehingga bergaining position-nya lemah. Meski elektabilitasnya lumayan," kata dia.
Terkait kemungkinan parpol yang melirik Anies, Karyono menilai PDI Perjuangan (PDIP) tampak masih tertutup untuk Anies. Kemudian, untuk posisi capres dari Gerindra juga kecil bagi Anies bila Ketua Umumnya Prabowo Subianto masih berambisi jadi capres.
"Kondisi Anies memang beda dengan Prabowo, Ganjar, Airlangga, Puan, AHY yang mereka memang kader partai. Elektabilitasnya mereka memang di bawah Anies, tapi peluang maju sebagai calon itu lebih besar mereka ketimbang Anies," kata dia.
Dari sisi dukungan massa, Karyono melihat basis massa yang dimiliki Anies masih minim. Baginya, basis massa tentu jadi salah satu pertimbangan partai untuk mengusung kandidat nantinya.
Berbeda dengan Ma'ruf Amin yang maju sebagai cawapres di Pilpres 2019 memiliki latar belakangan sebagai kiai tersohor Nahdlatul Ulama (NU). Di sisi lain basis massa pendukung Anies dinilai Karyono tak terlihat jelas.
"Nah dia nggak punya. Sangat minim. Anies memang alumni HMI, tapi sangat nggak signifikan dan nggak bisa diandalkan sebagai basis massa pendukung yang bisa tambah suara signifikan. Beda dengan NU dan Muhammadiyah," kata dia.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai peluang Anies maju sebagai Capres berpulang kembali pada koalisi parpol yang hendak mengusungnya. Sebab, yang menentukan seseorang menjadi Capres atau cawapres ditentukan oleh para parpol pendukung.
"Yang punya tiket itu parpol. Dia yang sangat berkuasa seseorang jadi Capres atau tidak," kata Ujang.
Ujang menilai peluang Anies menjadi capres masih belum meyakinkan. Di satu sisi, elektabilitas tinggi Anies masih meyakinkan untuk dilirik parpol sebagai Capres. Sementara di sisi lain, Anies sama sekali belum mendapatkan tiket dari parpol.
Ia menilai semua itu akan kembali pada NasDem sebagai salah satu parpol yang menjadikan Anies sebagai salah satu kandidat bakal capres. Bila NasDem berpaling ke Ganjar, maka peluang Anies makin tertutup.
"Ya saya liat peluangnya 50:50, bisa iya, bisa tidak. Tergantung orang-orang Anies bisa lobby-lobby kah ke parpol. Bisa, kuncinya di NasDem. Bila NasDem bangun koalisi dengan PKS dan Demokrat, Anies bisa maju. Kecuali NasDem melipir pindah ke Ganjar. Itu nggak akan bisa Anies maju. Kuncinya di NasDem," kata dia.
(rzr/ain)