Kepala BNN: 155 Ribu Ton Ganja Disita Sepanjang 2021-Mei 2022

Dika Kardi | CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2022 12:54 WIB
Dalam penindakan sepanjang 2021 hingga Mei 2022, Kepala BNN memaparkan telah menyita ganja dengan total seberat 155.312 ton.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Petrus Reinhard Golose. (CNN Indonesia/Kadafi)
Nusa Dua, CNN Indonesia --

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose dalam rangkaian memperingati Hari Antinarkoba Internasional (HANI) 2022 melaporkan hasil penegakan hukum tindak pidana narkotika pada tahun 2021 hingga Bulan Mei 2022.

Ia menyebutkan, untuk ganja yang berhasil diamankan dan disita sebanyak 155.312 ton dan untuk lahan ganja sebanyak 96,3 hektare. Untuk sabu 4.125 ton dan ekstasi 27.238 butir. Kemudian, untuk ganja sintetis atau gorilla sebanyak 2.567 kilo gram.

"Selain itu, BNN RI juga menangani tindak pidana pencucian uang (TPUU). Dari tahun 2021 hingga Bulan Mei 2022 dengan jumlah 18 kasus, 22 tersangka dan jumlah nilai aset yang disita Rp 123.006.011.057,00," kata Petrus dalam sambutannya di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (27/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menyatakan, dalam peringatan Hari HANI 2022 merupakan momen keprihatinan dunia terhadap permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang trennya selalu meningkat.

Narkotika Sintetis Jenis Baru

Pada peringataN HANI 2022, pihaknya mengusung tema,"Addressing Drug Challanges In Health And Humanity Crises," atau mengatasi tantangan permasalahan narkotika dalam krisis kesehatan dan manusia.

Menurutnya, kondisi krisis dunia di mana semakin banyak munculnya narkotika sintetis jenis baru yang sulit dikendalikan. Selain itu, diperparah pula dengan krisis kesehatan dan kemanusiaan global karena pandemi Covid-19.

"Hal ini, merupakan tantangan yang memerlukan perhatian, kerjasama dan penyelesaian yang gesit dan cepat sejalan dengan tema Hari Anti Narkotika Nasional. Yaitu kerja cepat, kerja hebat berantas narkoba di Indonesia," imbuhnya.

Ia juga mengatakan, BNN RI sebagai leading instution penanggulangan permasalahan narkotika di Indonesia telah melakukan sejumlah pendekatan strategi yang komprehensif meliputi strategi soft power approach, hard power approach, smart power approach, dan cooperation.

Untuk soft power approach merupakan aktivitas pencegahan untuk meningkatkan daya tangkal masyarakat. Khususnya, generasi muda terhadap bahaya narkoba melalui kegiatan penyebarluasan informasi, edukasi dan advokasi.

Di samping itu, pendekatan itu meliputi peningkatan aksebilitas dan akseptabilitas pelaksanaan layanan rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba untuk pemulihan dari kecanduan.

Pelaksanaan strategi itu, dilakukan melalui berbagai program kegiatan. Antara lain, program Desa Bersinar bersih narkoba pada 558 desa atau kelurahan, Sekolah Bersinar pada 1.740 sekolah, Kampus Bersinar pada 352 perguruan tinggi dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bersinar pada 175 Lapas.

Sedangkan, jumlah kabupaten dan kota di Indonesia yang tanggap ancaman narkoba sebanyak 101 kabupaten dan kota. Terdiri dari 4 wilayah kategori sangat tanggap dan 97 wilayah berkategori tanggap.

"Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat dilaksanakan program alternatif development pada kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dengan alih keterampilan dan alih fungsi lahan yang telah dilaksanakan pada 60 kawasan," ujar Petrus.

(kdf/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER