Kepala TN Komodo: Perilaku Komodo di Tempat Wisata Berubah
Kepala Balai Taman Nasional (TN) Komodo Lukita Awang Nistyantara mengatakan perilaku komodo yang berada di tempat wisata mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang.
Ia memaparkan berdasarkan penelitian, komodo yang berada di kawasan wisata cenderung dekat dengan manusia dan kewaspadaannya pun menurun.
"Ternyata komodo di tempat wisata itu perilakunya berubah, kewaspadaannya berkurang. Dia cenderung dekat dengan manusia. Sementara yang di tempat non-wisata, dia [komodo] melihat manusia akan menjauh," ujar Lukita saat konferensi pers di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (27/6).
Tak hanya perilaku, massa tubuh komodo yang berada di tempat wisata dan di luar wisata pun berbeda.
Lukita menyebut massa tubuh komodo yang berada di kawasan wisata bisa mencapai 100 kg. Sementara yang berada di luar tempat wisata paling berat sekitar 80 kg.
Menurutnya, itu adalah imbas dari atraksi pemberian makan terhadap komodo.
"Dampak dari situ akhirnya kita sejak 2017 kita menghentikan memberikan makan. Karena mengubah perilakunya," ucap Lukita.
Tim Ahli Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan Kawasan Perairan di Sekitarnya Irman Firmansyah mengatakan bobot gemuk komodo berdampak ke kemampuan berburu mereka.
"Kalau misalnya komodo menjadi agak sulit bergerak, dia artinya akan menangkap mangsanya kan lambat kemampuannya," jelas Irman.
Irman pun menuturkan menurunnya kemampuan komodo menangkap mangsa dapat berpengaruh pada jumlah mangsa hewan di alam.
Ia mengatakan daya jelajah habitat komodo perlu dijaga kestabilannya. Tak hanya ekosistem, komodo dan perilaku aslinya pun perlu dijaga.
"Jangan sampai tiba-tiba komodo di Pulau Komodo sudah tidak bisa mengejar rusa. Ini salah satu saja, mungkin ahli komodo bisa lebih menjelaskan. Tapi ini secara umum ya, jadi sulit melakukan makan secara alami, apalagi fight. Itu gambarannya," katanya.
(pop/tsa)