Warga Seluma Bengkulu Aksi Tolak Tambang, Bikin Miniatur Kuburan

CNN Indonesia
Rabu, 06 Jul 2022 03:50 WIB
Solidaritas Rakyat dan Mahasiswa kembali melakukan aksi menolak tambang pasir besi di Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Solidaritas Rakyat dan Mahasiswa kembali melakukan aksi menolak tambang pasir besi di Kabupaten Seluma, Bengkulu. Ilustras. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Solidaritas Rakyat dan Mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Pesisir Barat kembali melakukan aksi menolak tambang pasir besi di Kabupaten Seluma, Bengkulu, Selasa (5/7).

Kepala Departemen Advokasi dan Program Walhi Bengkulu, Dodi Faisal mengatakan aksi kali ini warga menagih janji Gubernur Bengkulu untuk mengakomodasi tuntutan rakyat dalam penolakan tambang pasir besi tersebut.

Dodi berkata perusahaan tambang pasir besi yang beroperasi di sana diduga ilegal. Selain itu, perusahaan itu juga mengancam kelangsungan hidup dan lingkungan di Seluma.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Massa aksi konsisten untuk kembali mengingatkan gubernur akan janjinya untuk mengusut tuntas polemik pertambangan pasir besi di pesisir barat," kata Dodi.

Dodi mengungkapkan aksi kali ini, warga membuat miniatur kuburan sebagai simbol matinya keperdulian Gubernur Bengkulu terhadap tuntutan rakyat yang sedang terancam ruang hidupnya akibat aktifitas pertambangan.

"Aksi teatrikal juga merupakan perwujudan kesedihan dari warga yang selama ini telah berjuang menolak tambang dari tahun 1972 sampai dengan sekarang," jelas dia.

Dodi menyebut aksi dimulai pukul 10.30 WIB. Kemudian pada pukul 14.30 WIB, massa aksi membuat kesepakatan dengan pihak gubernur. Hasil kesepakatan itu, kata Dodi tertuang dalam Berita Acara Kesepakatan No. :100/707/II/B.1 / 2022. Setelah membuat kesepakatan massa aksi membubarkan diri.

Pihaknya berharap dengan adanya kesepakatan itu, gubernur bisa menindak tegas perusahaan tersebut.

"Jika Gubernur menolak tuntutan Koalisi Rakyat Pesisir Barat, ini berarti Gubernur telah mengabaikan hak asasi yang dijamin oleh konstitusi kita," ucap dia.

Diketahui, warga Seluma kerap melakukan aksi menolak perusahaan tambang pasir besi. Pada beberapa kesempatan, kasi itu juga diwarnai dengan tindakan represif dari aparat.

Pada Desember lalu misalnya, Devi Angraini, warga Pasar Seluma, Kabupaten Seluma, Bengkulu mengungkap rambut beberapa anak mengalami kerontokan dan tangannya membiru usai ditarik oleh aparat saat aksi menolak tambang ilegal.

Padahal, Devi mengatakan alasan warga menolak tambang karena salah satunya terkait mata pencaharian. Ia berujar mata pencaharian warga di Pasar Seluma adalah nelayan remis.

Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Sudarno saat itu membantah anak buahnya melakukan kekerasan terhadap anak-anak dalam aksi tolak tambang.

"Enggak ada, karena enggak mungkin anak-anak ditarik tarik karena sesuai keterangan Kapolres mereka dipindahkan ke mobil juga, tidak ditarik-tarik," kata Sudarno kepada CNNIndonesia.com.

(yla/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER