Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengomentari fenomena anak-anak berusia remaja dari Citayam dan Bojonggede, Bogor yang kerap nongkrong di kawasan Dukuh Atas, dari Terowongan Kendal hingga Stasiun BNI City yang berada di Jalan Jenderal Sudirman.
Menurut Anies fenomena ini menunjukkan bahwa ruang publik di Jakarta bisa dinikmati berbagai kalangan. Ia pun menggunakan istilah demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman.
"Sebagai sebuah pengalaman, siapa saja silakan datang. Saya mengistilahkan demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman, karena menjadi milik semua, siapa saja bisa datang menikmati," kata Anies di Jakarta, Kamis (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengatakan ruang-ruang publik ini menjadi ruang ketiga yang menyetarakan seluruh elemen masyarakat. Menurutnya dengan keberadaan ruang publik ini seluruh pihak bisa menikmatinya.
Anies mengatakan sebelum muncul ruang publik dan trotoar yang luas, Jalan Jenderal Sudirman hanya dimiliki oleh orang-orang kantoran yang bekerja di kawasan tersebut. Sementara, orang-orang yang tidak bekerja di kawasan tersebut tidak bisa menikmatinya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun ruang publik dan melebarkan trotoar di kawasan Sudiman.
"Apa yang terjadi setelah dibangunnya trotoar? Trotoarnya sangat lebar yang sesungguhnya terjadi adalah bukan saja mereka yang bekerja di kawasan ini yang bisa berjalan kaki leluasa," ujar Anies.
"Tapi seluruh warga Jabodetabek bisa menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi, satu-satunya di republik ini. Jadi yang kita miliki itu bukan sekedar hanya trotoar mendadak," kata dia menambahkan.
Anies meminta seluruh pihak tetap menghormati para remaja asal Citayam dan Bojonggede yang kerap nongkrong di Dukuh Atas. Menurutnya, semua orang punya cara masing-masing untuk menikmati kawasan tersebut.
"Biarlah mereka semua menikmati tempat ini dengan caranya masing-masing. Jangan cara itu seakan akan diklaim hanya cara A boleh di Jalan Jenderal Sudirman hanya cara B, bukan, ini adalah milik kita, kita nikmati sama-sama," kata Anies.
"Dan biarkan tempat ini jadi tempat bertemu dari mana saja. Karena ruang ketiga adalah tadi mempersatukan dan membangun perasaan kesetaraan," ujarnya menambahkan.
Seperti diketahui, dalam beberapa waktu terakhir anak-anak remaja dari Citayam dan Bojonggede menjadi sorotan di media sosial. Mereka kerap nongkrong di wilayah Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Di Dukuh Atas diketahui ada sejumlah taman dan ruang terbuka yang dapat dinikmati oleh warga.
Anak-anak asal Citayam hingga Bojonggede itu viral di media sosial seperti Instagram maupun TikTok lewat konten-konten yang menunjukkan mereka nongkrong dengan pakaian atau outfit tertentu.
(dmi/ain)