Penjelasan Pengurus soal Seruan Perang Bela Shiddiqiyyah
Sebuah video yang menampilkan ratusan pengikut anak kiai ternama Jombang Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi beredar, menyerukan perang membela pondok pesantren Shiddiqiyyah.
Dalam video berdurasi 2 menit 5 detik itu, terlihat seorang orator berdiri di hadapan ratusan massa pengikut MSAT. Ia mengajak mereka untuk perang membela Shiddiqiyyah.
"Selamat datang dari sebuah malam yang panjang. Selamat datang dari campur aduknya rasa kegelisahan, ketakutan dan kemarahan, bak Perang Badar yang pernah dialami Rasulullah, bersama 313 pasukannya melawan seribu pasukan kafir yang bersenjata lengkap. Seperti itu jugalah kita 318 kembali pulang dari perang badar Shiddiqiyyah," kata orator itu.
"Kita tidak menyerang, mereka lah yang menyerang. Kita tidak melawan, mereka lah yang memukul, menendangi dan melukai kita. Kita hanya bertahan untuk harga diri kita sebagai santri Shiddiqiyyah yang membela ulama dan guru kita Kiai Mukhtar Mu'thi," ujarnya.
"Setiap tetes keringat teman-teman semua, setiap kesakitan pukulan dan tendangan yang sudah anda terima, darah yang keluar dari luka tubuh kita itu semua demi kejayaan Shiddiqiyyah dan Indonesia Raya. Dan jika Shiddiqiyyah memanggil kita lagi, siap kita untuk berperang!," pekiknya.
Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto mengatakan bahwa video itu memang direkam halaman rumah pimpinan Ponpes yang juga ayah MSAT, KH Muhammad Muchtar Mu'thi, Jumat (8/7) sore.
Joko mengatakan, saat itu pengurus pesantren tengah menyambut kedatangan 318 orang simpatisan MSAT yang baru saja dibebaskan dari Polres Jombang usai ditangkap Kamis (7/7). Mereka terdiri dari 75 santri dan 243 jemaah Tarekat Shiddiqiyyah.
Perihal isi orasi dalam video tersebut, Joko mengatakan bahwa hal itu hanyalah ungkapan semangat para santri dan simpatisan. Tak ada sedikitpun niatan untuk memprovokasi.
"Itu bukan untuk memprovokasi. Kepentingannya adalah untuk menyemangati 300-an santri yang baru dipulangkan dari Polres Jombang," kata Joko, kepada CNNIndonesia.com, Senin. (11/7).
Joko menyebutkan, orang yang memberikan orasi dalam video itu adalah salah satu pengurus Orshid, Edi Setiawan. Melalui keterangan tertulisnya Edi meluruskan pernyataannya dalam video itu.
Edi mengatakan, saat itu 300-an santri dan simpatisan tengah dalam kondisi lemah, kehilangan semangat, lunglai dan menangis haru usai ditangkap polisi. Untuk itu, dirinya pun berorasi untuk menyemangati mereka.
Dalam orasinya, Edi sengaja membawakan cerita Perang Badar karena kedatangan simpatisan Shiddiqiyyah disambut dengan Salawat Badar. Ia ingin para jemaah mengambil hikmah seperti kisah perang di jaman Rasulullah tersebut.
Sementara soal pernyataan dan ajakan siap berperang demi Shiddiqiyyah, Edi mengatakan itu adalah kekeliruan. Yang ia maksud adalah agar para jemaah siap perang melawan hawa nafsu. Ia mengakui bahwa dirinya sempat salah bicara
"Siapkah berperang melawan hawa nafsu? maksud saya itu yang mau kami sampaikan sebagai akhir dan hikmah Perang Badar. Hanya saja saya mengakui kesalahan saat berbicara itu karena harus menelan ludah karena terharu yang dalam sehingga terjadilah selip lidah," ucapnya.
"Sehingga saya hanya menyampaikan 'siap berperang?' Yang seharusnya 'siap berperang melawan hawa nafsu?'," tambahnya.
Untuk itu ia pun memohon maaf atas kesalahan ucap tersebut. Niat dia hanya ingin memberikan semangat kepada para simpatisan dan santri agar mereka tetap semangat dalam menjalankan ibadah dan program-program Shiddiqiyyah.
(frd/gil)