Tak Ada Garis Polisi Usai Saling Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo

Polisi tak memasang police line atau garis polisi hingga hari kelima usai insiden aksi saling tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lokasi sejak Selasa (12/7) siang, rumah Ferdy tampak lengang. Tak terlihat aktivitas di dalam rumah.

Petugas keamanan setempat, Marjuki mengaku juga tidak melihat garis polisi di sekitar rumah Ferdy. Namun, ia tak dapat memastikan jika garis tersebut dipasang di bagian dalam rumah.

"Kurang tahu masalah itu. Kalau emang enggak ada, enggak ada. Nggak tahu kalau di dalam," kata dia kepada CNNIndonesia.com di lokasi.

Pos keamanan tempat Marjuki bertugas hanya selemparan batu dari lokasi kejadian. Pos tersebut hanya terpisah lapangan basket dan jalan kompleks.

Police line merupakan perlengkapan wajib untuk menjaga TKP tidak berubah. Kondisi TKP yang utuh merupakan modal awal bagi penyidik untuk memulai penyelidikan dan penyidikan guna mengungkap siapa pelaku kejahatan.

Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com, police line di bagian luar rumah sempat dipasang polisi, dan baru dilepas dua hari usai insiden pada Minggu (12/7) setelah rekonstruksi kejadian.

Insiden baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E terjadi pada Jumat (7/7) sore sekitar pukul 17.00 WIB. Namun, polisi baru merilis insiden itu pada Senin (11/7).

Brigadir J tewas dalam insiden itu. Ia terkena tujuh tembakan yang ditembakkan Bharada E. Belum diketahui motif dibalik aksi saling tembak antara ajudan Ferdy Sambo tersebut.

Namun, polisi menyebut insiden itu bermula dari istri Ferdy yang berteriak karena mendapat aksi pelecehan oleh Brigadir J.

Sementara, tak ada peluru yang mengenai Bharada E. Hal itu, menurut keterangan polisi, disebabkan jarak tembakan Brigadir J sekitar 10 meter dari lantai bawah.