Warga Jakut Aksi di CFD, Tuntut Pemprov DKI Sediakan Air Bersih Murah

CNN Indonesia
Minggu, 17 Jul 2022 13:38 WIB
Warga Jakarta Utara menuntut Pemprov DKI menyediakan air bersih yang murah bagi semua kalangan.
Warga Jakarta Utara menuntut Pemprov DKI menyediakan air bersih yang murah bagi semua kalangan. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah warga dari Muara Baru, Jakarta Utara, menggelar aksi di kawasan Car Free Day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Warga menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan air bersih yang murah.

Pantauan CNNIndonesia.com Minggu (17/7), belasan warga berkumpul sejak pukul 08.30 WIB dan melangsungkan aksi pukul 09.00 WIB. Sejumlah aksi massa membawa tulisan alat peraga yang berisi tuntutan agar bisa mendapatkan air bersih yang murah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titin (51) peserta aksi dari Pademangan, Jakarta Utara, mengatakan ia dan sejumlah warga di Jakarta Utara harus merogoh kocek Rp450 ribu per bulan untuk membayar air bersih.

Biaya itu harus ia keluarkan karena perusahaan penyedia air Provinsi DKI Jakarta, PAM Jaya, belum menyediakan akses bagi semua warga.

"Kami butuh air, kami mau memasang air dengan persyaratan dan sesuai prosedur yang ada sesuai aturan gubernur, tapi kami dipersulit, kami harus menyediakan uang Rp217 juta untuk pemasangan pipa besar," ujar Titin.

Ia menilai biaya pemasangan pipa air Rp217 juta itu sangat memberatkan. Karena itu, warga akhirnya membeli air lewat master meter yang dikelola pengusaha swasta dengan harga Rp15 ribu per meter kubik.

"Jadi yang punya modal bisa buka master meter dan satu kubik Rp15.000, sedangkan dari PAM Rp3.500 per kubik. Sementara kita pakai itu (master meter) karena kita butuh air," ujarnya.

Titin mengatakan persoalan ketersediaan air bersih di wilayah tempat tinggalnya sudah terjadi sejak 2007. Ia merasa kondisi air di rumah sangat buruk.

Namun, menurut dia, hingga kini Pemprov DKI Jakarta Titin tak kunjung memberikan solusi yang berpihak kepada masyarakat miskin yang membutuhkan air bersih.

"Per KK bayar air Rp450 ribu, sedangkan dari PAM hanya Rp60 ribu satu bulan. Artinya ketimpangannya itu sungguh luar biasa. Wajar kalau misalnya di daerah di Jakut banyak gizi buruk, banyak perempuan yang mengeluh penyakit dalam," katanya.

Ia pun berharap Pemprov DKI Jakarta segera membuka akses PAM Jaya untuk masyarakat Jakarta Utara, sehingga orang miskin tidak bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

(can/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER