ANALISIS

Prabowo, Capres Putaran Terakhir hingga King Maker

CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2022 13:56 WIB
Elektabilitas Prabowo di bursa capres 2024 terbilang tinggi meski sudah 3 kali gagal di pilpres. Bagaimana kans Prabowo di 2024?
Elektabilitas Prabowo di bursa capres 2024 terbilang tinggi meski sudah 3 kali gagal di pilpres. Bagaimana kans Prabowo di 2024? (Foto: Arsip Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nama Prabowo Subianto masih santer di bursa calon presiden 2024 yang dirilis berbagai lembaga survei. Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan itu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan beberapa tokoh nasional lainnya.

Padahal, Prabowo sudah tiga kali mengikuti gelaran pemilihan presiden (pilpres): satu kali jadi calon wakil presiden dan dua kali jadi calon presiden. Ia kalah dalam tiga kali kontestasi itu.

Terkini, pembahasan soal Prabowo di Pilpres 2024 kembali menghangat. Hal ini bermula setelah politikus Partai NasDem Zulfan Lindan mengungkapkan bahwa ketua umum partainya, Surya Paloh, meminta Prabowo memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh berusia muda di Pilpres 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Zulfan, pesan itu disampaikan saat Prabowo mengunjungi Surya Paloh di NasDem Tower, Rabu (1/6).

"Kan sebenarnya kader-kader NasDem itu menangkap Pak Surya bilang 'sudahlah Pak Prabowo, kita ini sudah tua-tua, kasih yang muda-mudalah' kan gitu, itu sudah ditangkap," kata Zulfan dalam diskusi yang digelar Total Politik di Jakarta, Minggu (17/7).

Ucapan Zulfan membuat berang Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak. Menurut Dahnil, pesan itu bohong.

Ia mengatakan Paloh tak pernah menyampaikan pesan itu kepada Prabowo. Ia pun menyebut pernyataan Zulfan merusak silaturahmi Prabowo dan Paloh.

Dosen Politik Universitas Padjajaran Dadang Rahmat Hidayat menilai usia menjadi salah satu faktor penting dalam konstelasi politik. Namun, isu-isu yang disuarakan politisi juga jadi faktor yang tidak kalah penting.

"Dalam politik sih usia itu bisa menjadi relatif. Sebetulnya umur itu memang penting, tapi yang lebih penting lagi adalah isu-isu yang dibawa oleh siapapun, oleh umur berapapun," kata Dadang kepada CNNIndonesia.com, Rabu (20/7).

Menurut Dadang, politisi muda belum tentu dipilih jika tidak bisa membawa isu-isu yang relevan dengan situasi terkini. Ia menilai, para pemilih usia muda tidak memilih calon berdasar sosok, tetapi terhadap isu-isu yang mampu dibawa calon tersebut.

"Kalau yang muda tapi tidak mengusung kemudaannya dan tidak membawa politik anak muda ya belum tentu dipilih begitu ya. Tidak sedikit loh yang sekarang anak muda tapi tidak terpilih," ujar Dadang.

"Jadi saya mau mengatakan sesungguhnya yang penting adalah pesan dalam konteks komunikasi politik. Tidak serta-merta umur menjadi taken for granted," tegasnya.

Ia pun melihat peluang Prabowo maju di Pilpres 2024 cukup besar. Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, Prabowo kerap menempati posisi tiga besar dalam hal elektabilitas.

Dalam Skala Survei Indonesia (SSI) periode Juli 2022 misalnya, Prabowo menempati posisi pertama dengan elektabilitas 25,08 persen. Kemudian, berdasarkan Survei dan Polling Indonesia (SPIN) periode 25 Juni-5 Juli, tingkat keterpilihan Prabowo yaitu sebesar 29,3 persen.

Senada, peneliti Charta Politika Ardha Ranadireksa mengatakan sejauh ini Prabowo menjadi satu-satunya calon yang memiliki modal paling banyak. Selain punya elektabilitas yang tinggi, Prabowo juga memiliki partai pengusung.

"Dengan kata lain, dia sudah satu langkah di depan nama-nama lain, misalnya Ganjar (Ganjar Pranowo) dan Anies (Anies Baswedan), yang masih perlu meningkatkan pengenalan mereka," ujar Ardha.

Ia pun menilai dengan modal itu, faktor usia tak semestinya menjadi hambatan bagi Prabowo untuk maju Pilpres. Menurut Ardha, di beberapa negara telah terbukti bahwa pemimpin tak harus berasal dari kalangan usia muda.

"Apalagi jika kita berkaca pada beberapa pemimpin negara yang terpilih di usia yang tidak muda, katakanlah Joe Biden atau bahkan Mahathir Mohammad," tuturnya.

Skenario Prabowo Jadi King Maker

Sementara itu, ada skenario Prabowo bakal jadi 'king maker' di Pilpres 2024 jika ia tak maju sebagai capres. Menurut Dadang, skenario ini sebenarnya tak terlalu menguntungkan Prabowo.

Pasalnya, peluang keberhasilan Prabowo menjadi 'king maker' lebih kecil ketimbang kansnya maju menjadi capres.

"Kalau jadi king maker itu belum tentu berhasil. Jadi enggak dapat apa-apa nih, jadi calon presiden enggak, jadi king maker juga enggak," kata Dadang.

Menurutnya, banyak faktor yang perlu diperhitungkan jika Prabowo memilih menjadi king maker. Selain itu, lanjut Dadang, tahun 2024 bisa jadi kesempatan terakhir bagi Prabowo maju di pilpres.

"Kalau menurut saya itu sih, jadi dengan peluang capresnya yang ada sekarang dan mungkin kalau [kesempatan] capresnya Pak Prabowo hitungan saya ya ini adalah yang terakhir. Jadi atau enggak jadi pun ini adalah kesempatan yang terakhir. Ini dugaan saya ya," katanya.

(cfd/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER