Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan pasien terpapar virus corona di Ibu Kota meningkat seiring kenaikan kasus Covid-19.
Namun demikian, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia Handayani mengklaim jumlah keterisian rumah sakit Covid-19 itu masih relatif rendah bila dibandingkan dengan jumlah kasus aktif Covid-19 di Jakarta yang saat ini berada di kisaran 23 ribu orang.
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 30 JULI Positif Covid Tambah 5.398 Kasus, 13 Orang Meninggal Dunia |
"Tentu kalau dilihat, jumlah yang kita rasa cukup harus diperhatikan juga. Namun demikian, apabila kita melihat tingkat keterisian di rumah sakit, maka saat ini jumlah kemanfaatan tempat tidur isolasi adalah di 22 persen dan untuk ruang ICU di 16 persen," kata Dwi dalam acara daring, Senin (1/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwi kemudian menilai, mayoritas dari kasus Covid-19 di Jakarta saat ini tidak mencatatkan gejala sedang-berat sehingga mereka tidak harus dirujuk ke rumah sakit Covid-19, melainkan hanya perlu isolasi terpusat atau bahkan isolasi mandiri.
Kendati begitu, ia menyadari bahwa kenaikan kasus Covid-19 belakangan di Jakarta terjadi karena penurunan akan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seiring dengan relaksasi sejumlah kebijakan di sektor non kesehatan.
Untuk itu, Dwi mewanti-wanti agar masyarakat tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Selain itu, warga yang belum sama sekali menerima vaksin Covid-19 maupun yang belum menerima vaksin primer lengkap diminta untuk segera mengakses layanan vaksinasi di fasilitas kesehatan.
Ia juga mendorong agar masyarakat segera mengakses vaksinasi dosis lanjutan atau booster untuk mendapatkan imunitas tambahan.
"Pesan utama kita adalah jangan sampai tertular Covid-19, dan kemudian pada mereka yang punya komorbid selain melakukan pencegahan agar tidak tertular Covid-19, berarti penyakit komorbidnya harus dikelola dengan baik," ujar Dwi.
(khr/pmg)