Tangis Orang Tua Sesali RSUD Jombang Enggan Operasi hingga Bayi Wafat

CNN Indonesia
Senin, 01 Agu 2022 20:31 WIB
Yopi dan Rohma kehilangan bayinya setelah RSUD Jombang enggan melakukan operasi caesar kepada istrinya. Operasi justru dilakukan setelah bayi meninggal.
Bayi pasangan suami istri di Jombang, Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudotul Jannah (29) meninggal di tengah proses persalinan di RSUD Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ilustrasi (Foto: iStockphoto/Motortion)
Surabaya, CNN Indonesia --

Bayi pasangan suami istri di Jombang, Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudotul Jannah (29) meninggal di tengah proses persalinan di RSUD Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Menurut Yopi, pihak RS enggan memberikan operasi caesar kepada sang ibu.

Yopi bercerita tragedi itu bermula saat istrinya melakukan kontrol kehamilan di Puskesmas Sumobito di usai janin sembilan bulan, Kamis (28/7). Tak disangka, saat itu istrinya sudah mengalami bukaan 3. Rohma pun dirujuk ke RSUD Jombang untuk proses persalinan operasi caesar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan saat kontrol, puskesmas merujuk istrinya untuk caesar. Sebab Rohma menderita gula darah, darah tinggi, dan bayi dalam kandunganya dalam kondisi gemuk.

"Tubuhnya [bayi] gemuk, [Rohma] punya gula darah dan darah tinggi," kata Yopi kepada awak media, Senin (1/8).

Tak hanya dari puskesmas, Yopi mengatakan sebelumnya saat istrinya kontrol kandungannya di RSUD Jombang pertengahan Juli 2022, dokter pun merekomendasikannya untuk persalinan caesaer saat lahiran nanti.

"Tanggal 13 itu sempat dirawat di sini [RSUD Jombang] disarankan caesar," ucapnya.

Lebih lanjut, di hari melahirkan, istrinya pun dilarikan ke RSUD Jombang. Pukul 09.00 WIB pintu rahim istrinya sudah mengalami bukaan 5. Hal itu terus berlangsung hingga pukul 17.00 dan Rohma sudah bukaan 8.

Persalinan istrinya pun dimulai pukul 18.30 WIB. Namun perawat berpendapat bahwa Rohma tak perlu menjalani caesar, melainkan cukup melahirkan secara normal.

Yopi mengatakan, di awal, istrinya pun bertanya mengapa ia tak dioperasi caesar seperti rujukan puskesmas. Namun, RS tetap kukuh bahwa persalinan normal pun cukup.

"Istri saya nanya kok enggak operasi? Dijawab [RS] kami usahakan normal," ucapnya.

Malapetaka dimulai setengah jam berikutnya, Yopi mengatakan tepat pukul 19.00 WIB, si jabang bayi tak bisa keluar dari rahim dan hanya kepala saja yang muncul. Ia dan istrinya pun panik.

"Terus tibalah proses persalinan 19.00 WIB bayi itu enggak bisa keluar. [Istrinya bertanya] kok enggak dioperasi, Mbak? [Dijawab perawat] bisa kok Mbak, kami usahakan," ucapnya.

Kondisi itu tak membaik hingga pukul 21.00 WIB, bayinya sudah divakum dan berusaha dikeluarkan dari rahim. Namun usaha itu sia-sia. Si bayi kemudian meninggal dunia di tengah proses tersebut.

"Divakum, disedot kepalanya, mulai disedot itu sudah enggak bernyawa, enggak bisa keluar," ujar dia.

Tangis Yopi pun pecah, ia tak tahu harus berbuat apa. Di kepalanya hanya tinggal penyesalan mengapa istrinya tak dioperasi caesar saja sejak awal. Sementara Rohma sudah kelelahan.

Empat orang dokter pun datang. Kepada Yopi mereka pun mengatakan bahwa jalan satu-satunya untuk menyelamatkan istrinya, tim dokter harus memisahkan anggota tubuh bayinya dengan memotong kepala, dan tubuhnya dikeluarkan dengan cara caesar. Operasi pun selesai pukul 23.30 WIB.

"Saya nangis, habis itu masuk lagi ke ruangan, ditanya sama empat dokter, jalan satu-satunya pemisahan anggota tubuh, supaya bisa keluar janinnya dengan memotong kepala. Kenapa tadi enggak di-caesar sejak awal. Ya sudah, saya lihat istri sudah kesakitan. Bayangin lah," ucapnya.

Kini, ia hanya bisa memendam duka, sang anak harus mengalami hal yang begitu memilukan.

Anaknya baru dibawa selepas subuh, Jumat (29/7) dengan kondisi kepala yang dijahit atau disambungkan lagi dengan tubuhnya.

"Kalau tadi di-caesar sejak awal, meski [anak saya] enggak selamat tapi setidaknya tidak ada proses pemisahan anggota tubuh," sesalnya.

Ia dan istri pun meminta RSUD bertanggung jawab dan meminta maaf atas kejadian yang sudah dialami keluarganya.

"Saya minta tanggungjawabnya gimana, meskipun enggak mengubah apa-apa," pungkas dia.

Sementara itu, Kabid Pelayanan Medis dan Kepeawatan RSUD Jombang dr M Vidya Buana membenarkan kejadian itu. Menurutnya segala upaya telah dilakukan pihaknya.

"Pertolongan dengan berbagai macam upaya, mulai manuver yang dimiliki tim ekspert kami. Dan ternyata diupayakan sedemikian rupa masih tetap macet proses kelahirannya. Kondisi bayi tidak bisa diselamatkan, sehingga prioritas kami kemudian fokusnya menyelamatkan ibu," kata Vidya.

(frd/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER