VIDEO: Pongky Sang Perkenier Pala Terakhir dari Banda
Tertulis Namanya di KTP, Pongky Irwandi Van Den Broeke. Silsilah mencatat Pongky merupakan generasi ke-13 pemilik perkebunan atau perkenier di Kepulauan Banda. Pria kelahiran 1956 itu berayah Benny Willem Van Den Broeke.
Generasi pertama mereka yaitu Paulus Van Den Broeke, seorang admiral angkatan laut Belanda yang ditugaskan Belanda mengawal pengembangan Pala sejak 1621.
Kakek moyang Pongky pertama kali dimandatkan mengelola perkebunan (perk) di Pulau Ay seluas 20 hektare. Hingga generasi kelima, klan Van Den Broeke mengelola hingga 140 hektare hingga ke Pulau Banda Besar. Perkebunan Pala Waltervreden Lonthoir jadi wilayah mereka. Dalam satu tahun klan Van Den Broeke bisa menyetor 3.000 ton Pala untuk masuk kapal-kapal Belanda.
Pendudukan Jepang pada 1942 mengobrak-abrik ladang pendaringan klan Van Den Broeke. Kakek Pongky kala itu, Williem Frederick Steiner Van Den Broeke diseret ke Makassar menjadi tawanan. Sang ayah jadi budak pengasah katana di Naira. Nama besar Van Den Broeke tersuruk. Sebagian kebun Pala Pongky dibabat, diganti singkong dan umbi-umbian. Kegemaran Jepang menumpuk bahan bersifat pokok masyarakat Asia.
Ketika Indonesia merdeka, klan Van Den Broeke tak serta merta mendapat kembali keagungan yang mereka bangun. Butuh perjuangan panjang meminta hak atas ratusan hektare kebun Pala, termasuk tujuh rumah yang pernah dimiliki klan generasi Van Den Broeke. 12,5 hektare kembali kepada keluarga sang perkenier pada 1978. Rumah Pongky kini tersisa dua, di Naira dan di Banda Besar yang telah didirikan Keluarga sejak tahun 1700an.
Dengan kepemilikan lahan seluas 12,5 hektare, Pongky mengakui dalam setahun tak lebih memanen enam ton biji pala. Jumlah itu jatuh 500 kali lipat jika dibandingkan masa kejayaan nenek moyangnya di era VOC.
Pongky juga mengaku bahwa perkebunan di zaman VOC hingga pendudukan Belanda juga berbeda dari era sekarang. VOC.
VOC mengatur perkebunan dengan mensyaratkan jarak antarpohon pala sekitar enam meter. Di tiap 50 meter ditanam Pohon kenari. Pohon kenari dapat tumbuh hingga tinggi 40 meter, memberi keteduhan pohon Pala yang memiliki ketinggian tak lebih dari 20 meter.
Ketika jaman colonial, pala yang bisa dipetik adalah panen yang telah merekah. Secara fisiologis pala telah berumur 9 bulan. Namun karena terpaut dengan masalah ekonomi, para petani pala telah memetik pala saat umur 7 bulan.
Pongky berharap, sebagai bagian dari generasi Van Den Broeke, perkebunan pala ini harus dilestarikan. Keagungan rempah di Banda Besar harus diceritakan sepanjang masa.