Demo penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pulau Madura, Jawa Timur, kian mencuri perhatian publik. Di antaranya massa dari sejumlah aktivis mahasiswa mengadang mobil tangki pertamina hingga menyegel kantor DPRD.
Peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Pamekasan dan Sumenep pada Kamis (8/9). Di Pamekasan, demo mahasiswa dipelopori sejumlah aktivis dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se Kabupaten Pamekasan.
Massa pedemo ini berangkat mulai dari Jalan Raya Panglegur hingga ke Kantor DPRD setempat di Jalan Kabupaten. Di tengah perjalanan, massa tidak segan-segan saat ada mobil tangki pertamina bernomor polisi L 9892 UO melintas, meraka langsung mengadang dan menyetopnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantaran kalah pengaruh, mobil tersebut akhirnya memenuhi permintaan mahasiswa. Massa kemudian menaiki hingga ke atas mobil sambil menyampaikan orasi demo.
Koordinator aksi Syaiful Bahri mengatakan demo kali ini lebih berwarna karena memberi kesan kepada publik dengan menyetop mobil tangki Pertamina yang hendak melakukan pengisian ke sejumlah SPBU.
Aksi ini, kata dia, harus disikapi serius pemerintah, karena mahasiswa di seluruh nusantara secara serentak dan tegas menolak kenaikan harga BBM.
"Tolong pemerintah baik dari pejabat eksekutif maupun legislatif aspirasi kami ini di bawah didengar, sebab hingga sekarang kami rasa masih belum respons dan keputusan konkrit menyikapi tuntutan kami," tegas Syaiful.
Sementara itu, DPRD Sumenep dikepung lalu disegel oleh massa dari aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dengan membentangkan spanduk bertuliskan 'Kantor DPRD Dijual Rakyat'. Tuntutannya sama yakni mendesak para wakil rakyat untuk menolak kenaikan BBM.
Ketua PMII Sumenep Qudsiyanto mengatakan kebijakan apapun yang dikeluarkan pemerintah mestinya dikaji secara matang. Pertama kondisi ekonomi rakyat bawah bisa jadi salah satu faktornya.
"Rakyat miskin jangan disamakan dengan pejabat yang memiliki gaji dan tunjangan, mereka tidak ngefek meski BBM naik, tapi rakyat di bawah cukup membuat mereka sakit dan ekonominya tertindas," ungkapnya.
Aksi ini ditemui Ketua DPRD Sumenep Moh Ali Munir dengan sejumlah anggota dewan lainnya. Namun karena mereka dirasa tampak hanya mendengarkan aspirasi semata, massa dari pedemo ini lalu memilih untuk memaksa masuk di halaman kantor lalu menyegelnya.
(nrs/ain)