Polri Rancang Direktorat Tindak Pidana Siber di Tiap Polda

CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2022 18:46 WIB
Rencana pembentukan Direktorat Tindak Pidana Siber agar tiap Polda bekerja maksimal menghadapi kejahatan siber yang makin merajalela di Indonesia.
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri saat menangkap pelaku peretasan situs Kementerian Dalam Negeri pada Selasa (24/9). (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penyidik Madya Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri Kombes Pol. Alfis Suhaili mengatakan pihaknya tengah mengusulkan pembentukan Direktorat Tindak Pidana Siber atau Reserse Siber di tiap Polda seluruh Indonesia.

Rencana pembentukan ini agar tiap Polda dapat bekerja maksimal menghadapi pelbagai kejahatan siber yang makin merajalela di Indonesia saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami Polri sedang kembangkan struktur untuk imbangi ini [kejahatan siber]. Mengusulkan ada Direktorat Tindak Pidana Siber (Reserse Siber) di Polda," kata Alfis dalam acara Mujahid Digital yang digelar MUI di kanal YouTube MUI TV, Kamis (15/9).

Alfis mengungkapkan kejahatan siber merupakan ancaman yang sangat nyata dan perlu diwaspadai oleh semua pihak saat ini.

Alfis menjelaskan tindak pidana siber di Polda saat ini baru ditangani pada level subdirektorat. Baginya, kondisi itu sangat kecil ketika kejahatan siber sudah luar biasa besarnya.

"Sekarang baru subdirektorat. Ini kecil, ini di bawah Direktorat Tindak Pidana Khusus. Dan Itu tak bisa tangani kejahatan-kejahatan, yang sekarang tak bisa dibedakan lagi," kata dia.

Melihat itu, Alfis menjelaskan saat ini polda-polda yang tersebar di seluruh Indonesia pasti akan menghadapi kejahatan siber dengan kualitas dan tantangan yang sama. Baginya, tindak pidana siber sudah tak bisa dibedakan lagi derajat kejahatannya di masing-masing Polda.

"Kalau dulu sebuah struktur berdasarkan tipe Polda keseluruhan, ada indeks beban kerja, geografis, kondisi sumber daya semua dihitung, tapi beda dengan tindak pidana siber ini. Jadi tak bisa disamakan," kata dia.

"Saya pernah pengalaman di jadi Direktur Kriminal Khusus, sarana terbatas kita hadapi ancaman yang sama," tambahnya.

Selama periode Januari hingga Maret 2022, perusahaan keamanan internet Kaspersky menempatkan ancaman siber di RI naik 22 persen atau menjadi tertinggi di Asia Tenggara.

Kaspersky mendeteksi dan memblokir 11.802.558 ancaman online yang menyebar melalui Internet pada komputer pengguna Kaspersky Security Networks (KSN) di Indonesia. Secara keseluruhan, 27,6 persen pengguna dalam negeri menjadi sasaran ancaman berbasis web pada periode tersebut.

(rzr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER