Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyarankan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membajak ahli pengembangan benih lobster atau benur dari Vietnam guna meningkatkan produksi.
Hasto menyampaikan itu saat memberikan kuliah umum Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), NTB, Kamis (16/9).
"Kita bajak saja ahli-ahli dari Vietnam. Enggak ada transfer teknologi secara gratis. Kita bajak, itu baru maju. Kita kuasai ilmunya, kita bayar lebih tinggi, kemudian kita integrasikan dengan nelayan benur karena sumbernya luar biasa di sini," kata Hasto mengutip siaran pers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto mendorong Pemprov NTB dan Universitas Mataram untuk mengembangkan produksi benur hingga menjadi lobster siap panen dalam jumlah besar. Riset perlu terus dikembangkan mengenai budi daya benur dan lobster.
Dia yakin produksi lobster dalam jumlah yang besar bisa membuat masyarakat Indonesia secara umum bisa menikmatinya. Menurutnya itu lebih baik ketimbang mengekspor benih lobster atau benur ke negara lain.
"Persembahan bagi bumi pertiwi. Jadi, kita persembahkan daripada kita ekspor benur ke Vietnam," kata Hasto.
Diketahui, Vietnam merupakan negara pengekspor lobster terbesar di dunia. Akan tetapi benih lobsternya berasal dari Indonesia.
Mengutip Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2021 lalu, pasar lobster global mencapai 51 ribu ton. Ekspor lobster Indonesia baru berkisar di angka 2.000 ton.