Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko ikut mengomentari polemik antara anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman.
Menurut Moeldoko polemik tersebut tak perlu diperpanjang. Pasalnya, kedua pihak sudah saling memaafkan, namun ia hanya meminta agar sipil maupun militer saling menghormati.
"Intinya bahwa kita itu saling menghormati institusi lah, enggak perlu memperdebatkan sipil-militer, bukan zamannya lagi," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Panglima TNI itu mengatakan setelah reformasi tentara tak lagi terlibat dalam urusan sipil. Ia juga menilai sejauh ini kedudukan tentara sudah pada posisi yang tepat.
"Kita sudah mendudukkan tentara pada posisi-- yang menurut saya waktu saya menjadi Panglima TNI--pada posisi pas," papar Moeldoko.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko juga mengomentari video Dudung yang memerintahkan prajurit TNI AD mengecam pernyataan Effendi. Video itu sempat viral di media sosial.
Menurut Moeldoko video tersebut merupakan reaksi spontan Dudung. Ia juga meyakini saat ini suasana antara Dudung dan Effendi sudah jauh lebih cair.
"Itu reaksi spontan, begitu Pak Effendi Simbolon minta maaf kan semuanya udah cair," kata dia yang juga pernah menjadi KSAD sebelum ditunjuk jadi Panglima di era Kepresidenan RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 2013 silam.
Sebelumnya diberitakan, dalam rapat di Komisi I DPR, Effendi sempat mengkritik TNI dan menyebut TNI seperti gerombolan. Pernyataan itu pun ramai dikecam kalangan prajurit TNI.
Belakangan, beredar potongan video yang menampilkan Dudung meminta anak buahnya tidak diam saja mendengar pernyataan Effendi. Dudung menilai harga diri TNI sudah diinjak-injak.
Effendi telah meminta maaf atas ucapannya tersebut. Dudung kemudian juga menyampaikan bahwa TNI AD sudah memaafkan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP itu.
(dmi/kid)