Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengaku belum dapat mengeluarkan sikap resmi soal dugaan kampanye politik di masjid di Malang, Jawa Timur, lewat tabloid yang bermuatan kesuksesan Anies Baswedan.
Sebelumnya di Masjid Al Amin, Jalan Pelabuhan Tanjung Perak, Malang, ada tabloid yang isinya memberitakan kesuksesan Anies, di mana terkait upaya pencalonan jelang 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruqutni mengatakan pihaknya sejauh ini tidak akan mengeluarkan surat edaran perihal tabloid Anies tersebut. Kendati demikian, DMI akan mengeluarkan surat edaran secara nasional sebelum memasuki masa kampanye.
"Enggak [akan keluarkan surat edaran perihal tabloid Anies]. Iya, seruan untuk seluruh Indonesia. Tidak spesifik di kasus itu. Nanti kalau sudah tahun kampanye," ujar Imam saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (20/9).
Di satu sisi, Imam mengaku pihaknya belum mengetahui perihal tabloid tersebut. Namun, Ia mengimbau media semestinya tidak melakukan kampanye kelompok tertentu di masjid.
"Kalau itu sih gimana masyarakat atau masjid ya. Seharusnya kalau kita imbau, seharusnya mass media apapun ya tidak pernah mengampanyekan kelompok-kelompok masyarakat tertentu untuk suatu suara kepada perorangan karena masjid itu bukan tempat itu. Jadi di masjid-masjid setempat itu bisa menolak sebenarnya kalau itu ada kampanye tertentu," tutur Imam.
Lebih lanjut, Imam menegaskan DMI tidak mendukung penyebaran muatan-muatan politik di tempat ibadah seperti masjid. Sebab, kata dia, masjid adalah tempat semua orang dengan berbagai macam latar belakang.
"Masjid sebaiknya tidak dipakai untuk promosi-promosi tentang pengaliran, penganutan politik tertentu atau kanalisasi politik tertentu. Enggak ada itu. Jadi masjid-masjid Indonesia bukanlah tempat yang pas untuk satu kepentingan kampanye kelompok tertentu. Siapapun dia," jelas dia.
Sebelumnya, Wali Kota Malang Sutiaji melarang peredaran sebuah tabloid berisi kesuksesan Anies Baswedan di Masjid Al Amin karena geram rumah ibadah itu menjadi sasaran kepentingan politis.
"Jangan membawa dan menarik-narik urusan berbau politik ke tempat ibadah. Walaupun domainnya itu domainnya ibadah masing-masing," kata Sutiaji merespons peredaran tabloid tersebut, Senin (19/9), dikutip dari detikcom.
Ia mengaku akan mengeluarkan edaran kepada Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Malang agar kejadian serupa tak terulang kembali. Surat edaran itu diharapkan bisa mengantisipasi upaya kampanye di tempat ibadah.
"Saya akan memberikan anjuran untuk DMI (Dewan Masjid Indonesia). Akan saya suruh buat selebaran, surat edaran ya, supaya tidak terjadi kontraproduktif. Jadi ini tempat ibadah jangan sampai dibuat untuk kampanye atau sebagainya," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KOReAN) Muhammad Ramli Rahim menilai beredarnya tabloid yang berisi kesuksesan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di masjid, Kota Malang adalah salah satu bentuk gerakan arus bawah.
Ramli menganggap tabloid yang dibuat dan disebarkan oleh masyarakat sebagai bentuk dukungan terhadap Anies. Terlepas dari itu, Ramli menegaskan tidak menginstruksikan relawan yang dipimpinnya untuk menyebarkan tabloid Anies.
Ia setuju dengan Wali Kota Malang Sutiaji yang melarang tabloid itu diedarkan di tempat ibadah, tidak hanya masjid. Namun, Ramli meminta agar pelarangan itu konsisten terhadap media cetak lain yang juga menampilkan tokoh-tokoh tertentu.
Lihat Juga : |