PKS Duga Maksud SBY: Bukan Parpol, tapi Oligarki Atur Pilpres 2024
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menduga maksud pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal pihak yang mengatur Pilpres 2024 sehingga hanya akan ada dua pasang calon merujuk pada oligarki, bukan partai politik tertentu.
Menurut Mardani, seharusnya tidak ada partai politik yang marah dengan pernyataan SBY tersebut. Sejauh ini PDIP yang mengkritisi pernyataan SBY.
"Buat saya pernyataan Pak SBY mestinya tak membuat satu partai marah. Karena tidak ada spesifik ke partai, boleh jadi itu ke arah oligarki," kata Mardani di TV One, Selasa (20/9).
Mardani berpendapat oligarki lebih menghendaki dua paslon presiden. Pasalnya, itu mempermudah mereka untuk menyetir paslon sesuai kepentingannya.
"Oligarki itu memang lebih enak dua paslon, karena bagi mereka lebih mudah mengelolanya. Ketika lebih dari dua paslon bisa jadi rumit," tuturnya.
Mardani menganggap pernyataan SBY itu harusnya jadi peringatan gar Pemilu yang digelar pada 2024 mendatang lebih baik dari sebelumnya. Sebab, dia menyebut potensi kecurangan itu besar. Salah satunya berkaitan dengan politik uang.
Berdasarkan evaluasi Pilkada 2020, kata Mardani, politik uang menjadi tren pelanggaran tertinggi. Hal itu juga diungkapkan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
"Ini dari DKPP, politik uang ancaman terbesar pilkada serentak 2020. Ini DKPP. salah satu penyelenggara pemilu," ucap dia.
"Jadi saya ingin menempatkan bahwa peluang cuang ada. Seperti juga sebelum sebelumnya bisa ada. Karena itu isunya bagus dibuka," imbuhnya.
Lihat Juga : |
Sementara itu, politikus Golkar Maman Abdurrahman menilai tak ada yang salah dengan pidato Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal Pemilu 2024 mendatang bakal tidak adil dan jujur.
Menurut Maman, pidato SBY tersebut hanya gimik dan bagian dari manuver politik menuju Pemilu pada 2024 mendatang. Dia menyebut hal itu lumrah dilakukan oleh siapa pun.
"Sah sah saja seorang SBY melakukan manuver politik. Pada saat saya sampaikan juga, temen temen Demokrat tidak perlu terlalu baper juga," kata Maman di TV One, Selasa (20/9).
"Kalau kita menganggap itu sebagian dari gimik politik yang akan dibangun setiap orang. Sama halnya dengan partai lain," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bakal turun gunung menghadapi Pemilu 2024. Presiden RI ke-6 ini mengaku mendapat informasi penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut bisa tidak jujur dan adil.
Dia menyampaikan itu kepada kader Partai Demokrat saat menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Tahun 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada 15 September lalu.
SBY juga menyebut ada info yang menyatakan bahwa dalam Pemilihan Presiden 2024 nanti akan diatur hanya dua pasang calon capres dan cawapres.
"Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," ujar SBY di hadapan para kader Partai Demokrat.
(yla/bmw)