Partai Gerindra menolak rencana pemerintah mengkonversi gas elpiji dengan kompor listrik. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan kompor listrik memakan daya yang besar sehingga membebani masyarakat kecil.
"Kami tidak setuju karena kompor listrik ini sekali colok memakan daya besar, 1200 watt. Maka rakyat kecil, rakyat miskin kota, para UMKM tidak bisa menikmati itu dan hanya membebani mereka," kata Muzani di Cianjur, mengutip siaran pers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Muzani menyatakan Gerindra juga menolak rencana penghapusan daya listrik 450 VA. Gerindra bersyukur karena Presiden Jokowi sudah mengumumkan bahwa daya 450 VA tidak akan dihapus.
Muzani menegaskan bahwa rencana tersebut benar-benar membebani masyarakat kecil jika direalisasikan. Atas dasar itu Gerindra tidak setuju.
"Karena listrik dengan daya 450 ini dipakai oleh orang-orang kecil, penghuni kontrakan petakan, para buruh, nelayan, dan petani. Dan kita bersyukur Presiden Jokowi tidak meneruskan rencana ini," kata Muzani.
Dia menggarisbawahi bahwa Gerindra selama ini ingin mendengar dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Gerindra, kata Muzani, akan selalu menolak kebijakan yang memberatkan masyarakat kecil.
Muzani menjelaskan Gerindra menjadi besar juga berkat kepercayaan dari masyarakat selama ini. Dia berharap Gerindra akan terus diberi kepercayaan di pemilu berikutnya.
"Itu sebabnya kita ingin pemilu yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 ini berlangsung dengan jujur dan adil. Pileg dan pilpres berlangsung jujur dan adil," kata Muzani.
Kalau ada pandangan bahwa pemilu 2024 akan berlangsung tidak adil, partai dan capres yang paling berkepentingan namanya adalah Gerindra dan Prabowo," imbuhnya.
(bmw)