Teriak Nakes Honorer Bergemuruh di Patung Kuda: ASN Harga Mati!

CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2022 09:50 WIB
Kelompok honorer tenaga kesehatan (nakes) dan non-nakes menggelar demo untuk mendesak pemerintah segera mengangkat mereka menjadi ASN.
Massa honorer tenaga kesehatan (nakes) dan nonnakes menggelar demo di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (22/9). (CNN Indonesia/Feraldi Hifzurahman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok honorer tenaga kesehatan (nakes) dan non-nakes menggelar demo di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (22/9).

Massa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Honorer Nakes dan Non-Nakes (FKHN) itu menuntut pemerintah agar segera mengangkat mereka menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, massa tiba di kawasan Patung Kuda sekitar pukul 08.45 WIB. Mereka kompak mengenakan pakaian berwarna putih sambil membawa berbagai atribut.

Beberapa di antaranya seperti bendera, slayer, spanduk, hingga poster. Berbagai atribut itu bertuliskan protes hingga tuntutan kepada pemerintah.

Sebagian besar menyuarakan tuntutan utama yang disuarakan dalam aksi hari ini, yakni agar diangkat menjadi ASN. Massa juga menyinggung pengorbanan selama menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

"ASN harga mati! ASN harga mati! ASN harga mati!" teriak massa saat berjalan menuju Patung Kuda.

Massa aksi juga menuntut Presiden Joko Widodo segera menerbitkan peraturan presiden yang khusus mengatur honorer nakes dan non-nakes agar bisa diangkat menjadi ASN.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya telah menjanjikan pemerintah akan mengangkat tenaga kerja honorer di bidang kesehatan sebagai ASN atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Budi menyebut pengangkatan honorer nakes jadi PNS dilatarbelakangi kondisi sektor kesehatan yang kekurangan sumber daya manusia. Sebagai gambaran, kata Budi, masih ada 586 dari total 10.373 puskesmas yang tidak punya dokter.

Lihat Juga :

Selain itu, 5.498 dari 10.373 puskesmas atau 53 persen Puskesmas belum memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan sesuai standar. Ditambah hanya 302 dari 608 atau sekitar setengah RSUD kelas C dan D saja yang sudah memiliki tujuh dokter spesialis lengkap alias yang memenuhi standar nasional. Sedangkan sisanya masih kompromi.

(frl/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER