Satgas: Hati-hati Memaknai Akhir Pandemi Covid-19

CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2022 21:35 WIB
Ilustrasi. Warga berpiknik di masa pandemi. (CNNIndonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mewanti-wanti masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memaknai akhir dari pandemi Covid-19. Ia memastikan Indonesia tidak akan latah dan gegabah mencabut status pandemi Covid-19 di Indonesia tanpa didukung data yang valid.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito juga menambahkan pencabutan status pandemi menuju endemi merupakan kewenangan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Kesimpulannya kita perlu berhati-hati dalam memaknai akhir pandemi. Kita perlu melihat perspektif yang lebih luas dan lebih dalam dari aspek keseluruhan lapisan masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama bertanggung jawab mencegah terjadinya kenaikan kasus di kemudian hari," kata Wiku dalam konferensi pers, Kamis (22/9).

"WHO sebagai badan dunia yang berwenang menentukan akhir pandemi. Dan tugas Indonesia ialah mempersiapkan semaksimal mungkin agar ketika dinyatakan telah berakhir kita tetap siap dengan skenario terburuk seperti terjadinya kasus di kemudian hari," imbuhnya.

Wiku juga menyoroti rendahnya capaian vaksinasi virus corona dosis ketiga atau booster di tengah masyarakat. Hal itu menjadi salah satu alasan pemerintah masih khawatir terkait kondisi Covid-19 di Indonesia. Padahal menurutnya dengan vaksinasi booster maka warga dapat memiliki imunitas tambahan sehingga mampu menekan transmisi Covid-19.

Per 22 September, total capaian vaksinasi dosis satu mencapai 204.404.924 orang. Sementara vaksin dosis kedua 171.018.809 orang, dan dosis ketiga baru 62.968.993 orang atau 26,83 persen dari total sasaran 234.666.020 orang di Indonesia.

"Pengaturan wajib booster yang dikeluarkan tanggal 26 Agustus lalu juga belum mampu menaikkan cakupan vaksin booster secara signifikan. Ditandai dengan naiknya cakupan yang kurang dari 1 persen," kata dia.

Adapun hingga saat ini baru tiga provinsi yang mencatatkan capaian booster di atas 50 persen, yakni DKI Jakarta, Bali, dan Kepulauan Riau. Dengan demikian ia meminta agar pemerintah daerah berupaya menggenjot capaian vaksinasi dengan bekerjasama dengan stakeholder lainnya.

Wiku juga mewanti-wanti tingkat kematian kasus (CFR) virus corona di Indonesia masih di atas rata-rata kasus kematian global. Kondisi itu menurutnya menjadi PR bagi pemerintah untuk meningkatkan pelacakan kontak dan perawatan pasien.

"Saya ingatkan untuk jangan menganggap remeh Covid-19, karena tingkat kematian mingguan di Indonesia masih di atas 100 jiwa," ujar Wiku.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya mengatakan bahwa pandemi Covid-19 di Amerika Serikat sudah berakhir walau Negeri Paman Sam masih harus berurusan dengan penyakit tersebut. Biden tak menjabarkan lebih lanjut data mengenai tren penularan Covid-19 di AS dan bukti bahwa pandemi di negaranya sudah berakhir.

Pernyataan Biden itu juga senada dengan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang baru-baru ini mengatakan bahwa akhir pandemi Covid-19 'sudah di depan mata'.

(khr/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK