Sejumlah jurnalis atau awak redaksi media Narasi mengalami peretasan secara serentak. Berdasarkan laporan terbaru, total kru Narasi yang mengalami peretasan akun media sosial per Senin (26/9) siang ini bertambah menjadi 24 orang.
Pihak Narasi awalnya melaporkan terdapat 11 orang yang menjadi korban peretasan, kemudian bertambah menjadi 22 orang pagi ini. Peretasan tersebut juga menyasar staf nonredaksi Narasi.
"Hingga siang ini pukul 2, ada sekitar 24 orang awak Narasi yang (diretas). Bukan hanya bagian dari newsroom tapi juga dari bagian finance, human capital, bahkan support product Narasi itu ada yang mencoba mengakses," kata Head of Narasi Newsroom Laban Abraham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian ada yang masuk ke wilayah login di device baru, itu yang paling parah sebetulnya. Sementara yang lainnya itu hanya statusnya adalah permintaan akses masuk. Sebagian lagi ada yang sudah dikloning di device baru, tapi sudah terminated," lanjut Laban.
Merespons sederet peretasan tersebut, Laban menjelaskan hingga saat ini pihaknya telah mencoba menguasai kembali alat komunikasi yang diretas.
Ia juga mengatakan sebagian besar akun media sosial sudah dapat dikuasai kembali, kecuali satu akun milik salah satu karyawan yang masih dalam proses penindakan.
Sebelumnya, Pemimpin Redaksi Narasi Zen RS juga mengatakan terdapat tiga orang eks anggota redaksi Narasi yang ikut terkena peretasan. Dari tiga orang tersebut, bahkan ada yang sudah tidak bekerja di perusahaan media.
"Ada tiga orang eks redaksi Narasi yang juga mengalami usaha peretasan," kata Zen RS saat dihubungi CNNIndonesia.com.
"Ada yang kerja di institusi pemerintah," ucapnya.
Sementara itu, pihak kru redaksi Narasi hingga kini masih menyelidiki motif di balik peretasan tersebut. Namun, Laban meyakini peretasan yang dialami 24 kru redaksi tersebut dilakukan secara sistematis.
Ia juga mendapati temuan bahwa pelaku melakukan peretasan dari perangkat yang sama sehingga memperkuat dugaan tersebut.
"Saya sebagai perwakilan Narasi sangat meyakini bahwa ini dilakukan secara sistematis karena begitu melihat metodenya dan kami mencoba mendatanya, peretas itu melakukannya dari beberapa device yang memang sama," kata Laban.
"Kami meyakini ini dilakukan secara sistematis tapi kami belum bisa menyampaikan apa motif di belakang upaya peretasan terhadap 24 kru narasi," lanjutnya.