Jurnalis dan awak redaksi media Narasi yang mengalami peretasan dan upaya serupa secara serentak sejak akhir pekan lalu terus bertambah.
Total ada 27 pekerja Narasi menjadi korban peretasan. Selain itu terdapat 7 mantan pekerja Narasi ikut diretas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total 34. Perinciannya 27 pekerja media narasi, tujuh eks narasi. Kategori peretasan dan upaya peretasan," kata Pendiri Narasi TV, Najwa Shihab lewat pesan singkat, Selasa (27/9) malam.
Najwa mengatakan upaya peretasan masih menyasar sejumlah pekerja Narasi lainnya hingga sore tadi.
"Tadi sore masih ada yang dicoba diretas Telegram-nya," ujarnya.
Pihak Narasi awalnya melaporkan terdapat 11 orang yang menjadi korban peretasan, kemudian bertambah menjadi 24 orang pada siang hari. Peretasan juga menyasar staf nonredaksi Narasi.
"Sebagian ada yang masuk ke wilayah login di device baru, itu yang paling parah sebetulnya. Sementara yang lainnya itu hanya statusnya adalah permintaan akses masuk. Sebagian lagi ada yang sudah dikloning di device baru, tapi sudah terminated," kata Head of Narasi Newsroom Laban Abraham.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mendesak aparat kepolisian agar segera mengusut kasus peretasan yang dialami sejumlah awak redaksi Narasi.
Ketua AJI Indonesia Sasmito menilai serangan terhadap kru redaksi Narasi sama dengan serangan terhadap kebebasan pers. Ia pun mendesak agar Polri dapat segera mengusut siapa pelaku di balik serangan digital tersebut.
"AJI Indonesia mendorong kepada aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk mengusut secara tuntas," kata Sasmito dalam konferensi pers, Selasa (26/9).
(tim/fra)