Polisi Korban Kanjuruhan Tewas karena Kekurangan Oksigen & Berdesakan

CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2022 09:22 WIB
Seorang petugas di RS Saiful Anwar merapikan susunan jasad-jasad korban tewas Tragedi Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10/2022). (REUTERS/STRINGER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua anggota Polri menjadi salah satu dari 125 korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam lalu.

Dua polisi itu berada di Stadion Kanjuruhan sebagai bagian dari personel pengamanan laga Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan dua polisi itu sudah dimakamkan secara kedinasan, dan mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Dedi mengatakan dua anggota Polri yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan itu adalah Aipda Anumerta Andik Purwanto selaku Bintara Polres Tulungagung dan Brigpol Anumerta Fajar Yoyok Pujiono selaku Bintara Polres Trenggalek.

Ia mengatakan dua polisi itu meninggal karena kekurangan oksigen setelah berdesak-desakan dengan suporter Arema FC atau Areamania yang ingin keluar di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan usai gas air mata digunakan aparat.

"Karena desak-desakan kurang oksigen, mengakibatkan, ya sebagian besar kan meninggalnya karena kekurangan oksigen," kata Dedi di Mapolres Malang, Senin (3/10).

"Itu [jasad dua anggota Polri] ditemukannya sama dengan yang 43 masyarakat yang berimpit-impitan di Pintu 12," tambahnya.

Dedi menerangkan dua polisi yang menjadi korban itu mendapat kenaikan pangkat luar biasa berdasarkan surat telegram nomor STR/742/X/KEP/2022. Kedua polisi itu juga telah dimakamkan secara kedinasan Polri.

"Dua anggota polri tersebut sudah dimakamkan dengan cara kedinasan dan sudah dinaikkan pangkat luar biasa anumerta setingkat lebih tinggi berdasarkan surat telegram nomor ST/742/X/KEP/2022," tutur jenderal bintang dua itu.

Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Arema menjamu Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10) malam. Dalam laga itu tak ada suporter Persebaya atau Bonek yang menonton langsung di stadion.

Sebagian pendukung Arema yaitu Aremania kecewa dan turun ke lapangan untuk menemui tim dan ofisial yang tak segera kembali ke ruang ganti usai laga berakhir. Sejumlah pemain Arema dan ofisial diketahui menghampiri tribun untuk meminta maaf atas kekalahan mereka dalam laga malam itu.

Ketika sejumlah Aremania turun, aparat berupaya mengamankan pemain sekaligus ofisial kembali ke ruang ganti. Pada waktu bersamaan, aparat juga mencoba membubarkan massa di lapangan, salah satunya menggunakan gas air mata.

Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada para suporter di lapangan, tetapi juga ke arah tribun sehingga membuat Aremania di sana panik. Penonton pun berlarian dan berdesak-desakan menuju pintu keluar.

Banyak di antaranya yang sesak nafas dan terinjak-injak. Pemerintah mencatat setidaknya 125 orang dilaporkan tewas dengan ratusan lainnya luka-luka akibat kerusuhan tersebut.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat buntut insiden ini. Sembilan komandan Brimob Polri juga dinonaktifkan.

Selain itu, pemerintah juga membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) guna menyelidiki Tragedi Kanjuruhan. Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan tim tersebut bertugas meminta Polri mengungkap pelaku yang terlibat tindak pidana.

(blq/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK