Beda Data Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Versi Polri dan Aremania

yoa, blq, dis | CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2022 13:32 WIB
Pemain dan ofisial Arema FC melakukan tabur bunga untuk korban Tragedi Kanjuruhan di depan Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (3/10). (AP/Achmad Ibrahim)
Malang, CNN Indonesia --

Jumlah korban tewas terkait Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang terjadi pada Sabtu (1/10) malam lalu masih menjadi polemik hingga tiga hari kemudian, Selasa (4/10).

Mabes Polri melalui Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan hingga per hari ini jumlah korban tewas Tragedi Kanjuruhan yang telah teridentifikasi adalah 125 orang. Sementara itu Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengutip keterangan suporter tim bola Arema FC atau Aremania bahwa korban tewas lebih dari angka tersebut.

Selain itu, sebelumnya, berdasarkan data yang diterima CNNIndonesia.com per Selasa pukul 02.00 WIB, ada 133 korban tewas yang telah teridentifikasi di mana dua di antaranya adalah anggota polisi yang menjadi personel pengamanan laga Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.

"Sekali lagi saya sampaikan Tim DVI bekerjasama dengan seluruh rumah sakit sudah mengidentifikasi. Hari ini sudah 125. Perlu saya luruskan agar tidak ada distorsi," kata Dedi di Malang, Selasa (4/10) siang.

Selain korban tewas, Dedi mengatakan sejauh ini belum ada pemutakhiran data lagi terkait korban luka-luka akibat peristiwa yang terjadi akhir pekan lalu tersebut.

Anggota Kompolnas yang diutus ke Malang, Albertus Wahyurudhanto mengutip data yang didapatkannya dari Aremania soal jumlah korban tewas mencapai lebih dari 130 orang.

"Dari kejadian yang menewaskan sampai lebih dari 130 orang saya dapat data dari Aremania sudah naik jadi 131 tapi data ini menurut keterangan teman-teman Aremania masih simpang siur ada kemungkinan bisa lebih," kata Wahyu saat jumpa pers di Malang, Selasa.

Kemarin, salah satu perwakilan Aremania mengatakan kepada CNNIndonesia.com pihaknya meyakini jumlah korban tewas Tragedi Kanjuruhan lebih tinggi dari yang dirilis kepolisian sebelumnya.

"Kalau data yang dikeluarkan pemerintah sekarang 125 korban meninggal dunia, kami memperkirakan itu lebih. Kalau menurut perkiraan kami di atas 200," kata perwakilan Aremania Dadang Indaarto di Malang, Senin (3/10).

Dadang menyebut perkiraan angka itu adalah temuan awal setelah pihaknya mendapatkan informasi dari Aremania Malang Raya dan sekitarnya.

Oleh karena itu, Aremania pun membentuk tim independen pencari fakta yang salah satu tugasnya untuk mengumpulkan data kematian korban dari seluruh wilayah. Pihaknya pun meminta pemerintah transparan dalam menyampaikan data yang sebenarnya ke publik.

"Kami membentuk Tim Aremania Pencari Fakta, itu nantinya akan kami sinkronkan. Kami akan komunikasi antar daerah bukan hanya di Malang Raya saja. Dari Banyuwangi, Madiun, Pasuruan, Blitar, Kediri dan Jombang," kata dia.

Sementara itu berdasarkan data yang didapat dari Posko Postmortem per pukul 02.00 WIB, dari 133 korban yang disebutkan telah diidentifikasi Crisis Center itu mencapai 133 orang. Data itu pun disebutkan masih bisa berubah sewaktu-waktu.

Dari 133 korban tewas yang teridentifikasi itu ada sedikitnya 10 jasad yang langsung dibawa pulang pihak keluarga. Pihak posko berhasil mendatanya setelah mendapatkan konfirmasi dari pihak keluarga korban.

(kid/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK