Kepala RSUD Syaiful Anwar Malang, Kohar Hari Santoso menyebut sejumlah korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan yang wajahnya menghitam tak bisa dijustifikasi karena gas air mata.
"Jadi kalau jenazah itu kalau posisinya ke bawah ada namanya lebam mayat. Jadi jangan salah lihat. Kalau jatuhnya tengkurap akan tampak hitam," kata Kohar saat ditemui seusai kunjungan Kapolda Jatim pada Selasa (4/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dia telentang akan tidak [menghitam wajahnya]. Kalau ke samping juga tidak ada. Hitam itu namanya lebam mayat," ucapnya menjelaskan perkara ada korban yang wajahnya menghitam.
Kohar juga memastikan bahwa tidak ada korban meninggal di RSUD Syaiful Anwar Malang karena luka bakar.
Ia memastikan bahwa semua korban meninggal telah diidentifikasi kondisinya sebelum dibawa pulang oleh keluarga korban.
"Tidak ada luka bakar. Adanya luka karena benturan, karena jatuh, karena berdesak-desakan sehingga kesadaran menurun, dan ada yang karena sesak nafas," kata Kahar.
Kahar juga membantah bahwa di RSUD Malang melakukan autopsi atau pemeriksaan tubuh mayat dengan jalan pembedahan kepada salah satu korban meninggal dunia. Menurut Kahar pihaknya hanya melakukan analisis data korban yang meninggal sesuai dengan data antemortem.
"Autopsinya bukan yang dioperasi. Enggak ada. Yang dilakukan hanya DVI [prosedur mengidentifikasi korban meninggal]. Kita melihat data antemortem sebelum dia meninggal. Meliputi data dari keluarga, KTP, mungkin ada data khusus, ada tato, baju, sepatu ketika berangkat, kemudian dengan kondisi seperti apa kita cocokkan," ujarnya.
"Kami juga melakukan pemeriksaan sidik jari dibantu INAFIS dari Polda sehingga kami bisa identifikasi," ucap Kahar menjelaskan perkara otopsi korban meninggal dunia di RSUD Malang.
Sebanyak 23 orang yang meninggal di RSUD Syaiful Anwar Malang dan 56 orang lainnya mendapat perawatan. Sebagian korban luka telah pulang ke rumahnya masing-masing karena kondisinya sudah membaik.
Di sisi lain, jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan masih belum sinkron.
Polri mencatat korban meninggal dalam insiden itu 125 orang. Sementara Kompolnas menyampaikan berdasarkan data Aremania, korban tewas lebih dari 130 orang.
(abd/fra)