Diskusi Aremania dengan Menko PMK: Usut Pihak yang Bertanggung Jawab

CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 02:03 WIB
Dalam rilis Kemenko PMK, Muhadjir menyatakan akan menyampaikan hasil diskusi dengan Aremania soal Tragedi Kanjuruhan itu ke Jokowi.
Kendaraan melintas di samping selebaran terkait Tragedi Kanjuruhan yang tertempel di fasilitas umum, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). (ANTARA FOTO/ZABUR_KARURU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengaku telah menerima berbagai aspirasi dari pendukung Arema FC atau Aremania soal Tragedi Kanjuruhan akhir pekan lau.

Dalam keterangan tertulis dari Kemenko PMK, Muhadjir bertemu dengan sejumlah pimpinan pendukung Arema di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), pada Senin Malam (3/10).

Pihak yang diajak bertemu yakni perwakilan seluruh korwil Aremania dan berbagai kalangan. Beberapa di antaranya dari Korwil Curva Sud, Korwil Jalur Gaza Pasuruan, dan Aremania Kampus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam diskusi, Aremania menuntut keadilan atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Mereka menegaskan harus ada yang bertanggung jawab atas melayangnya banyak nyawa di Stadion Kanjuruhan," demikian mengutip keterangan tertulis Kemenko PMK, Selasa (4/10).

Aremania meminta seluruh pihak, baik itu pihak klub, PSSI, hingga Polri bertanggung jawab untuk mengusut tuntas dan menyelesaikan kasus. Termasuk juga menanggung kerugian materiil, imateriil, korban jiwa dan luka-luka para Aremania.

Mereka juga meminta pertanggungjawaban soal prosedur keamanan yang dilakukan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter di tribun.

Muhadjir menegaskan bakal membawa hasil diskusi dengan Aremania untuk dilaporkan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), termasuk soal  pengusutan kasus, dan pertanggung awaban atas korban yang jatuh.

"Saya akan segera melaporkan ke Presiden sepulang dari Malang. Saya memastikan tidak ada satupun korban yang tidak tertangani dengan baik," ucap Muhadjir dalam kesempatan tersebut.

Ia juga memastikan korban tertangani dengan baik. Dalam hal ini adalah perawatan bagi korban luka, penanganan korban jiwa, dan santunan bagi korban jiwa yang diberikan pemerintah pusat.

"Apabila masih ada korban yang belum mandapatkan santunan atau ada jumlah korban yang mungkin belum terhitung harap segera dilaporkan," ujar dia.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, terjadi usai pertandingan antara Arema FC lawan Persebaya dengan skor akhir 2-3, pada Sabtu (1/10) malam.

Kala itu, sejumlah suporter Arema turun ke lapangan. Beberapa saat kemudian, untuk membuyarkan massa aparat gabungan yang terdiri atas personel Polri dan prajurit TNI pun dikerahkan.

Saat itu gas air mata ditembakkan aparat untuk membuyarkan massa--berdasarkan kesaksian dan juga rekaman video, gas air mata juga dilontarkan ke tribun.

Alhasil, penonton yang panik pun berdesakan untuk keluar melalui pintu yang terbatas. Imbasnya terinjak-injak dan sesak napas menuju pintu keluar.

Polri menyatakan korban meninggal dalam peristiwa tragis itu mencapai 125 orang. Sementara, dari pihak Aremania menduga jumlah korban tewas bisa lebih dari 200 jiwa.

Sejauh ini, Mabes Polri melalui Itsus serta Propam tengah memeriksa 28 anggota yang diduga bertanggung jawab dalam penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.

Selain itu, tim investigasi Polri juga memeriksa beberapa saksi dan pejabat terkait yang berwenang atas penyelenggaraan pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya. Di antaranya, Direktur LIB, Ketua PSSI Jawa Timur, Ketua Panitia Penyelenggara dari Arema, hingga Kadispora Provinsi Jawa Timur.

(dmi/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER