Janggal Kanjuruhan Versi Koalisi: Ada Mobilisasi Aparat di Babak Kedua

CNN Indonesia
Senin, 10 Okt 2022 10:24 WIB
Koalisi Masyarakat Sipil menemukan kejanggalan ketika polisi mengerahkan personel pembawa gas air mata di pertengahan babak kedua, padahal belum ada potensi gangguan keamanan (AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim pencari fakta yang digagas Koalisi Masyarakat Sipil menemukan kejanggalan tindakan aparat kepolisian saat Tragedi Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober lalu.

Kepala Divisi Hukum KontraS Andi Muhammad Rizaldi yang tergabung dalam koalisi menyebut polisi mulai mengerahkan personel yang membawa gas air mata di pertengahan babak kedua. Ia menganggap hal itu janggal.

"Kami menemukan bahwa pengerahan aparat keamanan atau mobilisasi berkaitan dengan aparat keamanan yang membawa gas air mata itu dilakukan pada tahap pertengahan babak kedua [Pertandingan Arema FC vs Persebaya]," kata Andi dalam konferensi pers secara daring, Minggu (9/10).

Andi menganggap tindakan polisi tersebut janggal lantaran kala itu belum ada ancaman atau potensi gangguan keamanan. Suporter pun baru turun ke lapangan ketika babak kedua berakhir.

Investigasi mendalam yang dilakukan Koalisi Masyarakat Sipil mendapat kesimpulan awal bahwa Tragedi Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis dan tidak hanya melibatkan pelaku lapangan.

"Tetapi ada aktor lain, dengan posisi lebih tinggi yang seharusnya ikut bertanggung jawab, dan perlu diproses hukum lebih lanjut," kata Andi.

Dihubungi terpisah, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengaku belum mendapat informasi terkait hal tersebut. Ia bakal menanyakan perihal itu kepada Polda Jawa Timur.

"Belum ada info seperti itu yang saya dapat, nanti saya tanyakan dulu ke Polda Jawa Timur," kata Dedi melalui pesan singkat, Senin (10/10).

Tragedi Kanjuruhan mengakibatkan 131 orang meninggal dunia dan 583 orang luka-luka.

Tragedi itu disebut bermula saat aparat melontarkan gas air mata untuk menghalau massa yang ricuh di lapangan usai laga Arema menjamu Persebaya.

Para penonton di tribun yang panik karena gas air mata itu langsung berdesak-desakan menuju pintu keluar stadion yang terbatas. Banyak penonton mengalami sesak napas, terjatuh, dan terinjak-injak hingga tewas.

(pop/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK