Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara perihal banjir yang melanda sejumlah wilayah ibu kota beberapa waktu terakhir. Menurutnya banjir kali ini merupakan akibat curah hujan yang sangat tinggi.
"Begini, hujan yang kita hadapi selama beberapa hari ini relatif ekstrem. Seluruh Indonesia mengalami," ujar Anies di kawasan Kota Tua, Jakarta, Senin (10/10) malam.
Menurut Anies intensitas hujan yang terjadi beberapa hari terakhir mencapai di atas 100 mm/hari, bahkan hingga 150 mm/hari. Ia menyebut saluran air di Jakarta tak mampu menampung intensitas hujan yang tinggi itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika hujan di atas 100 mm ya pasti (banjir), karena enggak mungkin kita menampung, mengelola di atas 100 mm. Bila hujannya di bawah 100, di bawah 50 banjir, baru kita salah. Tapi hujannya di atas itu, sama seperti anda punya gelas 250 cc dituangi air 1 liter terus anda harap tidak tumpah? Enggak mungkin pasti tumpah," jelas dia.
Kendati begitu, Anies mengaku DKI berhasil mengatasi persoalan banjir itu, karena waktu yang dibutuhkan agar air surut tak lebih dari 6 jam. Ia menyebut banjir Jakarta sejak era kepemimpinannya tak pernah berlarut-larut atau hingga berhari-hari.
Anies kemudian mencontohkan banjir yang terjadi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan beberapa hari lalu. Menurutnya Jalan TB Simatupang sebelumnya tidak pernah kebanjiran.
Namun, menurut Anies saat itu banjir di TB Simatupang dapat segera teratasi dan sudah surut dalam waktu 4 jam.
"Ketika di Jakarta Selatan, TB Simatupang sampai tinggi itu kan enggak pernah kejadian tuh. Itu kan air tumplek tuh. Volumenya, curah hujannya 180 mm dalam waktu 2 jam. Padahal hujan ekstrem itu di atas 150 mm per hari. Lah ini 2 jam 180 mm, berarti ekstrem. Apa yang terjadi? Pasti tergenang," jelas Anies.
"Tapi dalam waktu 4 jam hilang sudah. Artinya sistem manajemen pengendalian untuk pemulihan itu berjalan baik," imbuhnya menambahkan.