Kecewa Warga Kampung Bambu, Kompensasi Penggusuran Tak Sesuai Janji
Warga Kampung Bambu, Kelurahan Paponggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengaku kecewa dengan kompensasi yang diterima dari PT KAI usai penggusuran pada Selasa (11/10).
Alasannya, nominal kompensasi itu tak sesuai dengan yang dijanjikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) saat sosialisasi pada Maret lalu.
Nanang (59), warga Kampung Bambu, mengatakan warga mulanya dijanjikan ganti untung yang menggiurkan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, yakni digantinya seluruh bangunan beserta septic tank hingga pohon di sekitar bagi pemilik hunian yang sah.
"Pertama, yang mempunyai tempat tinggal sah, legal, punya sertifikat akan diganti umpamanya per meter 1000 jadi 1500. WC, septic tank pun akan diganti sekian, sumur diganti, punya pohon berbuah akan diganti, garasi diganti," kata Nanang kepada CNNIndonesia.com di lokasi, Selasa (11/10).
Nanang juga menyebut warga yang memiliki lahan namun belum bersertifikat dijanjikan bakal diberikan kompensasi sesuai dengan harga pasaran yang ada. Kemudian, untuk warga yang tidak memiliki legalitas bakal tetap mendapatkan ganti bangunan.
Akan tetapi, janji hanya tinggal janji. Nanang mengungkapkan sebagian besar warga hanya mendapat uang kompensasi di bawah Rp5 juta.
"Ada yang 500 (ribu), 700 (ribu), ada yang satu juta setengah. Di sini pokoknya minim semua," kata Nanang.
Warga Kampung Bambu lainnya, Eva, turut menyesalkan kompensasi final yang diberikan PT KAI. Eva menuturkan ia dijanjikan mendapat 2,9 juta. Namun, uang dengan jumlah minim itu hingga kini tak juga sampai ke tangannya.
"Belum menerima," ujar Eva.
Menurut dia, uang itu pun belum bisa mencukupi kehidupannya ke depan. Jumlah itu disebut tak sepadan dengan kebutuhan dia sehari-hari.
"Enggak cukup gitu lho untuk biaya kami ke depannya. Ongkos untuk yang lain aja udah habis dengan dana segitu," ucap dia.
Saat ditanya soal nominal ganti rugi yang diharapkan, warga Kampung Bambu mengaku ingin menerima jumlah yang sama dengan Kampung Bayam, kampung yang terlebih dulu ditertibkan buntut proyek Jakarta International Stadium (JIS).
Menurut mereka, setidaknya Kampung Bambu dapat kompensasi yang setara, di tengah penggusuran yang dinilai lebih "parah" dibandingkan penggusuran Kampung Bayam pada Januari lalu.
"Yang layak. Minimal samakan dengan Kampung Bayam. Disesuaikan aja," ucap sejumlah warga.
Kampung Bambu, Kelurahan Paponggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, digusur oleh PT KAI bersama Pemerintah Kota Jakarta Utara pada Selasa. Sebanyak 254 bangunan semipermanen atau bedeng dirubuhkan.
Kepala Humas PT KAI Daop 1 Eva Chairunisa menyampaikan penggusuran Kampung Bambu dilakukan guna mensterilkan kawasan rel di sekitar JIS. Selain itu, penggusuran juga dilakukan demi keamanan warga yang tinggal di lokasi rawan tersebut.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut penggusuran Kampung Bambu dilakukan untuk membuat JIS jadi lebih rapi dan menarik. Riza juga menyebut Pemprov DKI bakal mengalokasikan warga yang terdampak penggusuran.
Namun demikian, hal itu bakal diserahkan ke Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Pasalnya, sisa masa jabatan dia dan Gubernur Anies Baswedan hanya tinggal beberapa hari lagi, sehingga tak mungkin bisa menyelesaikan masalah tersebut dalam rentang waktu yang tersisa.
(blq/isn)