16 Saksi Tragedi Kanjuruhan bakal Diperiksa Polisi Pekan Depan

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Okt 2022 10:32 WIB
Suporter Arema FC (Aremania) Kevia Naswa Ainur Rohma (kanan) mengobati matanya yang memerah dengan dibantu ibunya di Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Rabu (12/10/2022). Kevia adalah salah satu dari 737 korban luka yang saat terjadinya tragedi Kanjuruhan berada di tribun 12 dan terkena gas air mata serta terinjak-injak penonton lain. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/wsj.
Jakarta, CNN Indonesia --

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan Polri bakal melakukan pemeriksaan terhadap 16 orang saksi terkait tragedi Kanjuruhan pada pekan depan. Proses pengusutan kasus dilanjutkan dengan ekshumasi dua jenazah korban pada Rabu (19/10) dan agenda rekonstruksi pada Kamis (20/10).

"Rekomendasi yang sudah kami baca, ada langkah-langkah progres minggu depan yang dilakukan tim gabungan, antara lain pemeriksaan 16 orang saksi. Nanti akan saya sampaikan secara detail hari Senin," kata Dedi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (15/10).

Dedi mengatakan proses pengusutan kasus ini dilakukan sesuai dengan kaidah scientific crime investigation. Dengan demikian ia meminta publik bersabar lantaran Polri masih perlu mengumpulkan dan mencocokan banyak bukti di lapangan.

Proses ekshumasi yang akan dilanjutkan dengan autopsi bertujuan untuk mengetahui penyebab kematian korban, sementara agenda rekonstruksi dilakukan untuk mengetahui detail dan kebenaran terkait berapa tembakan gas air mata yang dilakukan para personel. Kemudian arah tembakan, hingga jenis peluru yang digunakan.

Lebih lanjut, Dedi berkomitmen ke depannya untuk pengamanan pertandingan, pihaknya akan mengedepankan untuk menerjunkan steward. Selain itu, pihaknya akan mengatur dan menertibkan dalam pelarangan penggunaan gas air mata, peralatan pengendalian massa, hingga peralatan yang dapat memprovokasi massa di tengah pertandingan.

Polri menurutnya juga akan mengacu kepada regulasi keselamatan dan keamanan yang sudah dikeluarkan sesuai dengan statuta FIFA.

"Nanti sudah ada, mulai pertandingan tingkat desa pun sudah kita atur. Kemudian tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, sampai tingkat nasional bahkan sampai tingkat internasional, semua standar pengamanannya sama," ujar Dedi.

(khr/lth)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK