Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Juri Ardiantoro menduga ada motif terkait politik 2024 di balik penyebaran isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Juri menyebut Bambang Tri Mulyono dkk sengaja menggulirkan isu itu untuk mengganggu pengaruh Jokowi. Kelompok itu, ucap Juri, tahu bahwa Jokowi punya posisi strategis untuk mempengaruhi preferensi pemilih.
"Mereka khawatir terhadap kontestasi 2024 di mana ketokohan dan keberhasilan Pak Jokowi yang diyakini memiliki pengaruh yang sangat kuat dan menjadi kiblat pilihan politik masyarakat. Jadi, sekali lagi, ini bukan soal ijazah saja," kata Juri melalui keterangan tertulis, Senin (17/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juri menyebut Bambang Tri sebenarnya paham ijazah Jokowi asli. Dia menilai Bambang sengaja memainkan isu tersebut.
Dia menegaskan ijazah Jokowi asli. Juri menceritakan sejumlah pengalamannya dalam mengecek keaslian ijazah Jokowi semasa di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Pada saat Pak Jokowi mendaftar sebagai calon gubernur DKI, saya menjadi Ketua KPU provinsi DKI. Saat beliau mendaftar sebagai capres, saya menjadi Komisioner KPU RI," ucapnya.
"Hasil dari pemeriksaan, verifikasi, dan tidak adanya aduan publik, saat itu KPU memutuskan tidak ada keraguan bahwa dokumen-dokumen yang diajukan memenuhi syarat alias asli, termasuk dokumen ijazah," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi diserang isu ijazah palsu. Isu itu semakin berkembang setelah Bambang Tri mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Gugatan itu membuat Universitas Gadjah Mada (UGM) angkat suara. Mereka memastikan keaslian ijazah Jokowi yang lulus dari Fakultas Kehutanan UGM.
(dhf/isn)