RSCM Gunakan Antidotum dari Singapura Atasi Pasien Ginjal Akut
Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengumumkan penggunaan obat antidotum dari Singapura sebagai pengobatan gangguan ginjal akut progresif atipikal.
RSCM memastikan penggunaan obat tersebut telah melalui izin dari Kementerian Kesehatan.
"Kita cari obatnya, ternyata salah satunya yang menjual adalah Singapura," kata Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastutidi RSCM, Jakarta Pusat, Kamis (20/10).
Lies mengatakan pemberian antidotum tersebut berdasarkan kajian dari sejumlah ahli, termasuk ahli dari Australia dan Inggris yang ikut menangani kasus kematian anak di Gambia.
Lies mulanya mengatakan obat tersebut telah datang dalam jumlah 10 vial pada Selasa (18/10). RSCM telah menghabiskan dua vial setiap hari untuk 10 pasien yang dirawat. Stok obat yang tersisa hari ini, kata dia, menipis.
RSCM diketahui telah merawat 49 pasien sejak Januari-Oktober 2022, dengan pasien termuda berusia 8 bulan dan tertua 8 tahun. Dari jumlah itu, 69 persen di antaranya atau 31 pasien meninggal dunia.
"Hasilnya kita tunggu dulu karena baru dua hari, kita jadi belum bisa sampaikan secara pasti walaupun sebagian memberikan perbaikan," ujarnya.
Per Selasa (18/10), jumlah kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 206 orang di 20 provinsi. Sebanyak 99 pasien di antaranya meninggal dunia.