Tanah bergerak di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mengakibatkan jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Kaliwiro-Wadaslintang ambles sekitar 120 centimeter dengan panjang 60 meter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono menyampaikan bahwa tanah bergerak tersebut diduga hingga kini masih berlangsung.
"Berdasarkan data pada Kamis (20/10) malam, tanah ambles baru 60 centimeter dan sekarang sudah mencapai 120 centimeter," katanya di Wonosobo, Jumat (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan akibat tanah ambles di Desa Medono, Kecamatan Kaliwiro tersebut jalan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.
Jalan ambles tersebut, kata dia, terjadi pada Kamis siang setelah hujan lebat dalam waktu lama mengguyur wilayah tersebut.
Ia mengimbau seluruh masyarakat yang melewati jalur tersebut untuk berhati-hati dan khusus kendaran roda empat dilarang melewati jalur tersebut.
"Sementara ini, tanah bergerak tersebut tidak berpengaruh terhadap bangunan di sekitarnya, tetapi kami mengimbau masyarakat tetap waspada," demikian Bambang Triyono.
Di Tulungagung, Jawa Timur, sejumlah rumah di Desa Talun Kulon mengalami kerusakan yakni retak-retak parah akibat fenomena tanah bergerak.
"Hujan menyebabkan tanah di daerah ini labil dan berdampak terhadap bangunan yang ada di atasnya," kata Kepala Desa Talun Kulon, Suray,i di Kecamatan Bandung, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (19/10).
Belum ada kejadian longsor. Namun ditemukan sejumlah rekahan tanah tak jauh dari hunian warga.
Diduga, pergeseran tanah itu menyebabkan fondasi bangunan yang ada di atasnya ikut tertarik dan menyebabkan sedikitnya tujuh rumah retak-retak di bagian lantai dan dinding. Bahkan satu bangunan dapur milik warga ada yang roboh pada Selasa (18/10) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.
Retakan pada bangunan yang roboh ini sudah muncul sejak sepekan sebelumnya, dan kini menjalar hingga ke bangunan utama. Bahkan pondasi yang menghubungkan antara bangunan dapur dan utama juga patah. Per Rabu lalu, terdata ada tujuh rumah warga yang mengalami retak-retak cukup parah pada bagian dinding dan lantai.
Kejadian tersebut sudah dilaporkan ke Pemkab Tulungagung. Sementara itu, kata Surayi, pihaknya masih menunggu rekomendasi dan penelitian terkait kondisi tanah, katanya.
"Jika tanah masih dinyatakan layak untuk dibangun maka kita akan menggerakkan warga untuk proses renovasi, tapi jika tidak layak ini yang kita masih bingung," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Bandung Chanif Jatmika menerangkan pihaknya telah melakukan pemetaan terkait bencana di desa tersebut.
Pihak kecamatan juga telah melakukan komunikasi dengan instansi terkait membahas bencana tanah gerak yang terjadi ini.