RI Beli Obat Gagal Ginjal Fomepizole dari Singapura Rp16 Juta Per Vial

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Okt 2022 04:15 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan obat fomepizole sudah pernah dipakai untuk pasien di RSCM. Hasilnya, kondisi pasien membaik.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bakal mendatangkan obat antidotum dengan merek fomepizole dari Singapura sebanyak 200 vial untuk mengobati pasien gagal ginjal akut (CNN Indonesia/Khaira Ummah Junaedi Putri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bakal mendatangkan obat antidotum dengan merek fomepizole dari Singapura sebanyak 200 vial untuk mengobati pasien gagal ginjal akut. Harga satu vial berkisar Rp16 juta.

"Saya sudah kontak teman saya Menteri Kesehatan Singapura dan Australia. Kita mau bawa 200 dulu, karena satu vial bisa buat satu orang. Ada beberapa kali injeksi tapi bisa cukup satu vial," kata Budi dalam konferensi pers di Gedung Adhyatma Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (21/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Obat tersebut telah didatangkan dengan jumlah 10 vial pada Selasa (18/10). Lalu dipakai untuk mengobati pasien gagal ginjal akut di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM.

Hasilnya, kondisi anak-anak itu membaik dan menjadi lebih stabil. Oleh karena itu, Budi ingin mendatangkan lagi obat jenis tersebut.

"Untuk harganya satu vialnya Rp16 juta harganya, itu untuk sementara kita yang nanggung," ujarnya.

Sejauh ini sudah ada 241 pasien gagal ginjal akut. Dari jumlah tersebut, 133 di antaranya meninggal dunia.

Budi mengatakan gagal ginjal akut diduga disebabkan oleh obat sirop yang mengandung polietelin glikol. Kandungan itu bisa menimbulkan senyawa berbahaya seperti etilen glikol (EG) dan Dietlien Glikol (DEG) jika dikonsumsi.

Sebenarnya, Polietelin glikol berguna sebagai pelarut tambahan. Obat sirop boleh mengandung polietelin glikol asalkan dalam kadar yang sedikit.

"Jadi obat-obat sirop ini supaya melarutnya bagus dia kasih pelarut tambahan polietelin glikol. Enggak beracun, tapi kalau membuatnya tidak baik ini jadi cemaran nah cemaran ini yang mengandung senyawa berbahaya seperti EG dan DEG," kata Budi.

(khr/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER