Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Nusa Tenggara Timur melaporkan tambahan dua pasien anak dengan gangguan gagal ginjal akut. Satu anak di antaranya meninggal dunia.
Dengan dua tambahan itu total kasus gagal ginjal akut di NTT kini menjadi 4 kasus.
"Sementara ada tambahan dua lagi yang dilaporkan semalam (Sabtu) ke Kemenkes," kata Ketua IDAI NTT Woro Indri Padmosiwi melalui pesan singkat, Minggu (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Woro mengatakan satu pasien berasal dari Kabupaten Nagekeo dan tengah dirawat di RSUD Nagekeo. Pasien adalah siswa sekolah dasar berusia 11 tahun 5 bulan.
Sementara itu, satu pasien meninggal dunia merupakan anak usia 1 tahun 10 bulan. Pasien meninggal pada Jumat (21/10) di RSUD Prof. W.Z. Johanes Kupang.
"Kalau yang di Nagekeo masih menjalani perawatan," ujarnya.
Menurut Woro, kondisi pasien di Nagekeo sudah cenderung membaik. Adapun dengan tambahan dua kasus itu, maka NTT telah mencatat empat kasus anak dengan gangguan ginjal akut. Tiga di antaranya meninggal dunia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan gagal ginjal akut diduga disebabkan oleh obat sirop yang mengandung polietelin glikol. Kandungan itu bisa menimbulkan senyawa berbahaya seperti etilen glikol (EG) dan dietlien glikol (DEG) jika dikonsumsi.
Lihat Juga : |
Saat ini, pemerintah menyiapkan obat penawar atau antidotum untuk pasien dengan gangguan ginjal akut, yaitu Fomepizole.
Budi menyatakan pemerintah bakal mendatangkan Fomepizole dari Singapura sebanyak 200 vial. Harga satu vial berkisar Rp16 juta.
(ely/tsa)