Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong kerja sama antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia usaha, industri maupun kerja.
Melalui sekolah menengah kejuruan (SMK) misalnya, saat pandemi Covid-19 lalu pemerintah tetap memberi perhatian khusus pentingnya praktek kerja lapangan (PKL) atau magang melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 50 Tahun 2020.
Selain memperoleh ilmu langsung dari industri, magang juga turut membawa penyesuaian budaya industri ke dalam lingkungan sekolah.Salah satu dampak signifikan magang di industri tercermin melalui Mila Rosanti, perempuan alumni SMK Industri Logam Situraja, Sumedang, yang begitu merasakan "kenyamanan" kala magang di PT Komatsu Indonesia.
Tangis Pilu di Saat Lulus
Mila Rosanti tidak dapat lagi menahan tangisnya. Padahal, dirinya baru saja dinyatakan lulus dari SMK Industri Logam Situraja, Sumedang.Bukan tanpa sebab, dirinya yakin benar akan langsung bekerja usai lulus sekolah di tempat magangnya terdahulu, PT Komatsu Indonesia.
"Karena sebelum saya dinyatakan lulus, sudah ada panggilan dari PT Komatsu untuk bekerja di sana," ujar Mila memulai kisahnya dikutip Selasa (1/11).
Namun, hari itu, saat teman-temannya mendapat kabar via telepon genggam dari Komatsu, Mila dan dua orang temannya hanya bisa tertunduk lesu.
"Saya kecewa pada diri saya, orang tua juga sedih. Dari situ saya berdiam diri di kamar beberapa hari karena harapan yang tinggi, namun tidak bisa tercapai," ujarnya.
Tak mau larut dalam duka, Mila mulai menjalankan kehidupan sehari hari. Bukan sebagai pengangguran, bermodalkan Rp100 ribu dirinya berjualan makanan ringan yang dimasaknya sendiri dengan sebutan "Cemilan Demila". Tak hanya itu, sambil berjualan dirinya juga bertanggung jawab untuk mengasuh dan menjaga bayi (anak kakak).
"Saya juga berjualan via online. Omzet saya sehari bisa Rp100-200 ribu. Meski, terkadang di dalam benak saya masih memikirkan tentang bekerja di PT Komatsu," tuturnya.
Asa pun Tiba
November 2021 menjadi bulan kebahagiaan Mila. Kabar yang selama enam bulan ia rindukan, akhirnya tiba. Panggilan tes bekerja dari PT Komatsu Indonesia.Semua tes, berhasil dilalui.
Dan, tibalah hari keberangkatan, meninggalkan keluarga di kampung untuk menjemput impian. Mobil jemputan dari PT Komatsu Indonesia siap memboyong perempuan ceria ini dari Sumedang, menuju Jakarta.
"Di situ pas keberangkatan tangisan saya pecah bersama keluarga karena harus meninggalkan keluarga, dan mungkin tidak bisa banyak membantu pekerjaan di rumah lagi," ucapnya haru.
Usai sudah penantiannya, Mila pun memulai pekerjaannya di bagian pattern shop, tepatnya di foundry flen. Sekitar dua minggu pertama, Mila pun harus merasakan tinggal di asrama.
"Saya tidur sendiri karena tidak ada perempuan lagi, sedangkan yang laki-laki itu tidur bersama di aula," ujarnya.
Nyaman di Antara Panas dan Debu
Mila memang bukanlah seperti perempuan lainnya yang biasanya cenderung memilih-milih pekerjaan. Lepas dari kebiasaan, gadis muda ini justru memilih berkarir di PT Komatsu Indonesia yang notabene merupakan industri alat berat.
Bagi Mila, kenyamanan bekerja kala magang di Komatsu inilah yang membuatnya tertarik. Menurutnya, tidak semua orang bisa bekerja di perusahaan besar PT Komatsu yang begitu memperhatikan pekerjanya, mulai fisik hingga kenyamanan.
"Sebagai perempuan, saya juga sangat diperhatikan dan dihargai. Perempuan punya wewenang untuk melaporkan siapa saja ketika adanya ketidaksenangan yang diperbuat orang lain," jelasnya.
Di Komatsu Indonesia, Mila bekerja di pattern shop, yaitu tempat perbaikan ketika ada kerusakan di pattern. Pattern adalah desain casting atau pola yang terbuat dari kayu yang menyerupai casting.
Di beberapa pattern ada yang menggunakan core, yaitu benda untuk membuat rongga atau bolongan di casting.
"Saya bekerja untuk memperbaiki itu semua ketika ada kerusakan atau penambahan dan pengurangan dimensi di pattern. Di sini bahan dasar perbaikan, ya menggunakan dempul dan hardener yang dicampur," terang sang dara.
Kini, Mila mulai menapaki karirnya di PT Komatsu Indonesia. Dirinya pun berharap dapat menjadi salah satu karyawan tetap di sana.
"Saya ingin orang tua bisa melaksanakan ibadah haji di Makkah. Saya hanya ingin lebih baik dan bisa bermanfaat untuk semua orang, terutama keluarga," ungkapnya.
Berpenghasilan Sejak Kelas 4 SD
Mila Rosanti hanyalah perempuan sederhana yang kini tengah menapaki karir di PT Komatsu Indonesia usai diberikan kesempatan magang kala mengenyam studi di SMK Industri Logam Situraja, Sumedang.
Sempat menjadi korban bullying saat di sekolah dasar (SD) karena memiliki kulit hitam, Mila justru tumbuh menjadi gadis lincah dan pemberani. Betapa tidak, kala duduk di bangku 4 SD, Mila kecil selalu datang lebih awal ketimbang rekan lainnya untuk membersihkan ruang guru.
"Saya diberi upah oleh penjaga sekolah hingga bisa punya tabungan. Orang tua saya tidak tahu," tuturnya.
Masa studi di SMP 4 Terisi, keberanian Mila muda kian terasah dengan mengikuti organisasi kesiswaan.
"Sehingga, menjadikan diri saya terbiasa untuk berbaur dengan orang lain, serta berani dan pantang menyerah. Saya percaya segala sesuatu yang menyakitkan akan ada kebahagiaan di depan," ungkapnya.
Hingga akhirnya, pilihan SMK Industri Logam pun atas pilihan orang tua dengan alasan bisa bersekolah tanpa biaya yang terlalu mahal, karena termasuk SMK terjangkau di Kabupaten Sumedang.
"Sekolah tersebut memberikan fasilitas makan dan tempat tinggal gratis, sehingga memudahkan bagi kami yang ingin bersekolah dengan biaya yang terjangkau. Jauh dari rumah juga bukan halangan karena saya terbiasa hidup mandiri," ujarnya.
Tinggal di asrama selama SMK dengan uang jajan Rp150 ribu, terkadang Rp50 ribu per minggu, Mila tumbuh menjadi remaja yang kian percaya diri dengan mengikuti beberapa kegiatan organisasi di sekolah. Meski terkadang,
"Ketika saya akan berangkat ke sekolah lagi, orang tua saya berusaha meminjam uang untuk bekal saya," kenangnya.
Semangat sang dara kian menyala tatkala pada 2018 PT Komatsu Indonesia menyatakan diri resmi bekerja sama dengan pihak sekolah. Lalu pada 2019, Mila pun terpilih menjadi salah satu siswi yang berhasil mendapatkan kesempatan magang di Komatsu.
"Saya bersyukur terpilih salah satu dari 60 orang, dan satu-satunya perempuan," katanya.
Passion sang dara terhadap bidang yang digelutinya nyatanya terbukti. Pada ajang Akito Komatsu 2020 yang melibatkan dirinya, SMK Industri Logam meraih juara 1 molding process.Demikian juga setelah Mila diterima bekerja di PT Komatsu Indonesia pada bulan November 2021.
"Dua bulan kemudian saya dapat kabar diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi Program D-1 Komatsu Indonesia. Dari 60 orang, yang diterima 30 orang, dan pada bulan Desember nanti akan melaksanakan wisuda," ucapnya haru.
(*/*)