Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menahan diri untuk tak membicarakan soal calon presiden maupun situasi menjelang Pilpres 2024.
Ia meminta agar Jokowi fokus selesaikan kerja-kerja pembangunan yang tengah dilakukannya sebagai presiden.
"Sebaiknya Presiden bisa menahan diri untuk tidak terlalu banyak mengeksplorasi situasi menjelang 2024. Agar fokus menyelesaikan berbagai program atau kerja-kerja pembangunan yang sudah berjalan," kata Lucius kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lucius menilai Jokowi tak perlu memperlihatkan urusan dukung atau tak mendukung Capres tertentu jelang Pemilu. Terlebih lagi sampai menyebut nama kandidat tertentu. Hal ini khawatir bisa dianggap sebagai bentuk dukungan atau sebaliknya.
"Karena sangat mungkin bisa dinilai berpihak pada calon atau kelompok tertentu. Keberpihakan pada figur atau kelompok tertentu itu bisa mengganggu kinerja Presiden yang seharusnya bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia," kata dia.
Di sisi lain, Lucius mengatakan Jokowi punya banyak pekerjaan yang memerlukan konsentrasi sebagai presiden. Konsentrasi itu dinilai bisa terganggu jika Jokowi terlalu banyak berbicara Pemilu.
Terlebih lagi, Lucius mengatakan pernyataan Jokowi di tengah kontestasi itu akan dimaknai berbeda menurut kelompok-kelompok pendukung para kontestan. Sehingga, potensial memicu kegaduhan berkepanjangan.
"Apalagi sebegitu pentingnya perkataan Presiden hampir selalu diikuti dengan perbincangan yang meluas di ruang publik. Jadi efek pernyataan presiden memicu kegaduhan yang tak seharusnya. ini tentu sebuah situasi yang kurang baik bagi bangsa," kata dia.
Sebelumnya, Jokowi bicara soal pilpres pada momen peringatan puncak HUT Perindo di Jakarta, Senin (7/11) kemarin. Jokowi mengatakan berikutnya giliran kemenangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Hal itu ia sampaikan saat membahas pengalaman memenangi Pilpres 2014 dan 2019.
Prabowo yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra turut hadir pada acara tersebut.
"Dua kali di Pilpres juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," ujar Jokowi.
Beberapa bulan sebelum puji Prabowo, Jokowi juga memuji Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai pemimpin yang memiliki jam terbang tinggi.
Menurut Jokowi, sosok seperti Airlangga yang merupakan Menteri Koordinator Perekonomian yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk menghadapi kondisi ekonomi global saat ini.
"Pemimpin ke depan ini harus kita pilih yang memiliki jam terbang yang tinggi, salah satu yang saya lihat Bapak Airlangga Hartarto," kata Jokowi di puncak peringatan HUT ke-58 Partai Golkar di Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10).